Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Trump Desak Turki Berikan Rekaman Dugaan Pembunuhan Khashoggi

Presiden AS, Donald Trump mendesak Turki memberikan rekaman interogasi jurnalis Washington Post, Jamal Khashoggi, di gedung konsulat Arab Saudi di Istanbul sebelum menghilang pada awal Oktober lalu.
Jurnalis Arab Saudi, Jamal Khashoggi, saat menjadi pembicara dalam sebuah acara yang digelar Middle East Monitor di London, Inggris 29 September 2018. Foto: Reuters/Middle East Monitor
Jurnalis Arab Saudi, Jamal Khashoggi, saat menjadi pembicara dalam sebuah acara yang digelar Middle East Monitor di London, Inggris 29 September 2018. Foto: Reuters/Middle East Monitor

Bisnis.com, JAKARTA – Presiden AS, Donald Trump mendesak Turki memberikan rekaman interogasi jurnalis Washington Post, Jamal Khashoggi, di gedung konsulat Arab Saudi di Istanbul sebelum menghilang pada awal Oktober lalu.

"Kami sudah memintanya jika memang benar ada. Saya belum yakin rekaman itu ada. Mungkin ada," ujar Trump, sebagaimana dikutip Reuters, Kamis (18/10/2018)

Permintaan tersebut disampaikan setelah sejumlah pemberitaan media Turki menjabarkan berbagai detail penyelidikan aparat yang menemukan fakta bahwa Khashoggi tewas ketika diinterogasi di konsulat Saudi. Pemberitaan kian luas setelah kepolisian Turki melakukan pemeriksaan di gedung konsulat untuk mencari jejak jurnalis pengkritik pemerintah Saudi tersebut.

Dalam pemeriksaan selama delapan jam itu, kepolisian Turki mengumpulkan sejumlah sampel, termasuk tanah di taman gedung konsulat hingga DNA.

Erdogan menaruh kecurigaan karena kepolisian menemukan sejumlah bukti pada beberapa material seperti baru saja dicat ulang.

Media pro-pemerintah Turki, Yeni Safak, pun mulai melaporkan rekaman suara ketika Khashoggi diinterogasi oleh Konsul Jenderal Saudi di Istanbul, Mohammed al-Otaibi.

Pada salah satu rekaman, Khashoggi terdengar seperti sedang disiksa, jarinya dipotong kemudian kepalanya dipenggal.

Di salah satu rekaman, terdengar seseorang tak dikenal berkata kepada Otaibi, "Jika Anda ingin hidup ketika kembali ke Arab Saudi, diamlah!"

Lebih jauh, kepolisian dilaporkan sudah mengidentifikasi lima tersangka kasus Khashoggi, salah satunya memiliki hubungan dekat dengan Putra Mahkota Saudi, Pangeran Mohammad bin Salman.

Trump sendiri mengaku sudah berkomunikasi dengan Mohamad dan menekankan bahwa sang putra mahkota mengaku tak mengetahui apa pun terkait kasus Khashoggi.

Dia meminta publik menerapkan asas praduga tak bersalah atas Saudi terkait kasus Khashoggi ini. Sikap Trump itu menimbulkan asumsi bahwa sang presiden melindungi Saudi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper