Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) meminta Pemerintah Australia lebih banyak berinvestasi di Indonesia, khususnya sektor pariwisata.
Hal ini sejalan dengan pakta kerja sama ekonomi Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) yang bakal diratifikasi pada November 2018.
"Terkait IA-CEPA, kita bisa meningkatkan banyak sektor termasuk industri jasa. Apalagi, Perdana Menteri Australia Scott [Morrison] tertarik dengan industri pariwisata," katanya saat memberikan sambutan di acara Indonesia-Australia Business Forum di Hotel Raffles, Sabtu (1/9/2018).
Dia mengungkapkan, pariwisata Bali menjadi destinasi favorit warga negara Australia. Karena itu, pemerintah Indonesia tertarik mengembangkan pariwisata di wilayah lain atau mencari destinasi 10 Bali Baru untuk ditawarkan ke wisatawan mancanegara.
Itulah sebabnya, lanjut JK, Menteri Koordinator Bidang Maritim Luhut B. Pandjaitan tengah menyiapkan 10 Bali Baru, di antaranya antara lain adalah Borobudur, Danau Toba, Bromo Tengger Semeru, Pulau Komodo, Pulau Seribu, Tanjung Kelayang, Mandalika, Wakatobi, Morotai dan Tanjung Lesung.
"Saya ingin turis Australia tidak hanya berkunjung ke Bali, tetapi juga ke [Pulau] Komodo, Sulawesi, dan Sumatra," lanjutnya.
Selain sektor pariwita, JK juga berharap Australia dapat berinventasi di sektor lain, misalnya energi, pertanian, pendidikan, hingga kesehatan.
"Saya sangat mengapresiasi langkah Australia berkomitmen untuk mengembangkan kapasitas pelajar sekolah teknik kejuruan. Ini sangat berguna agar sumber daya manusia Indonesia dapat bersaing di tingkat global," ungkapnya.
JK menambahkan Australia merupakan salah satu mitra dagang terpenting bagi Indonesia. Australia menempati peringkat ke-14 negara destinasi ekspor dan peringkat ke-8 negara sumber impor bagi Indonesia.
"Australia merupakan salah satu mitra dagang terpenting bagi Indonesia. Ekspor kita ke Australia berkisat US$ 2,5 miliar, sementara nilai impor US$ 6 miliar," jelasnya.