Kabar24.com, JAKARTA — Kekuatan Jaringan dan passion seorang Ali Mochtar Ngabalin, menjadi alasan Kantor Staf Presidenan (KSP) merekrutnya sebagai Tenaga Ahli Utama di bawah Kedeputian IV bidang Komunikasi Politik dan Diseminasi Indoformasi.
Deputi IV Kantor Staf Presiden Eko Sulistyo mengungkapkan latar belakang mengapa slot staf ahli utama diberikan kepada politisi kontroversial tersebut. Salah satu alasannya adalah karena KSP kekurangan figur yang menjalankan komunikasi politik dengan pesantren dan kalangan muslim.
“Ya karena untuk melakukan fungsi komunikasi politik dengan pesantren dan kalangan muslim masih diperlukan. Dia punya passion di situ, kalau kerja sudah ada passion dan jaringan kan enak,” tuturnya, di Bina Graha, Rabu (23/5/2018).
Terhitung sejak 1 Mei 2018, Kantor Staf Presiden mengangkat beberapa tenaga profesional baru, untuk memperkuat peran lembaga yang didirikan berdasarkan Peraturan Presiden No. 26/2015 ini.
Selain Ali Mochtar Ngabalin, secara bersamaan diangkat pula beberapa tenaga profesional lain, a.l praktisi ekonomi Hari Prasetyo sebagai Tenaga Ahli Utama Kedeputian III (bidang kajian dan pengelolaan isu-isu ekonomi strategis), Novi Wahyuningsih sebagai Tenaga Ahli Muda Kedeputian IV (bidang Komunikasi Politik dan Diseminasi Informasi) yang sebelumnya dikenal sebagai pengusaha sekaligus programmer aplikasi percakapan buatan dalam negeri Callind, serta mantan Ketua Komisi Pemilihan Umum Juri Ardiantoro sebagai Tenaga Ahli Utama Kedeputian V (bidang politik dan pengelolaan isu Polhukam) Kantor Staf Presiden.
Eko juga menjelaskan bahwa posisi Ngabalin tidak menjabat sebagai Staf Khusus Presiden. Di bahwa kedeputiannya, jabatan Ngabalin selevel dengan pejabat eselon IB. Jika dikaitkan dengan posisi juru bicara, lanjut Eko, berada dalam konteks menjadi bagian atau agen pemerintah untuk mengkomunikasi program dan keberhasilannya.
“Saya menjelaskan bahwa Pak Ngabalin bukan Staf Khusus Presiden. Ini dapat dilihat dari [pengangkatannya] menggunakan SK Kepala Staf Kepresidenan,” tambahnya.
Sebelumnya, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menjelaskan sosok Ngabalin sebagai politisi senior diyakini memiliki banyak pengalaman dan jaringan. Menurutnya, tugas Ngabalin akan membantu mengomunikasikan apa yang sudah dikerjakan oleh Pemerintah.
“Sudah begitu banyak program dan kebijakan yang dibuat Pemerintah, dan memerlukan komunikasi kepada publik yang lebih luas,” katanya.
Terkait dengan sikap politik masa lalu, Moeldoko tidak mempermasalahkannya. Bahkan mantan Panglima TNI ini, menganggap tidak ada lawan politik, tetapi rekan demokrasi.