Kabar24.com, KUPANG - Sorotan tajam diberikan pengamat terhadap empat calon gubernur yang berkompetisi pada pemilihan gubernur Nusa Tenggara Timur.
Pengamat Politik dari Universitas Nusa Cendana Kupang, Lasarus Jehamat menilai empat pasangan calon gubernur dan wakil gubernur NTT yang tampil dalam debat perdana di Jakarta, Kamis (5/4) malam kurang ekstrem dalam membuat terobosan percepatan membangunan di NTT.
"Ke empat pasangan calon ini tampil secara monoton. Tidak ada gebrakan yang ekstrem dalam mendorong percepatan pembangunan NTT. Jawaban para calon juga datar-datar saja," kata Lasarus Jehamat kepada Antara di Kupang, Jumat (6/4/2018) terkait debat cagub NTT yang disiarkan secara langsung iNews TV.
Menurut dia materi debat yang membedah persoalan pembangunan infrastruktur, ekonomi dan kesehatan merupakan persoalan serius yang melilit daerah berbasis kepulauan itu.
Namun kata dia, semua pasangan calon gubernur dan wakil gubernur yang tampil perdana dalam debat itu sangat lemah dalam membuat terobosan mengatasi persoalan tersebut.
"Jawaban para calon sangat monoton. Tidak ada terobosan yang baru dilakukan para calon dalam pembangunan infrastruktur, ekonomi dan kesehatan di NTT," tegasnya.
Dosen pada Fakultas Sosial Politik (FISIP) Undana Kupang itu menilai keempat pasangan calon mengalami kesulitan dalam mengelaborisasi semua idenya untuk pembangunan NTT.
"Idenya mungkin terlalu banyak sehingga menjadi bingung dalam mengelaborasi ide. Debat yang terjadi itu tidak lebih sebagai debat kusir. tidak jelas arah akhirnya," tegasnya.
Menurut dia debat yang dilakukan calon gubernur dan wakil gubernur NTT bukan merupakan ajang uji kepintaran namun memeriksa kecerdasan calon agar persoalan kemiskinan yang meliliti NTT segera teratasi.
Empat pasangan calon gubernur dan wakil gubernur NTT yang tampil dalam debat perdana itu yaitu :
- Esthon Foenay-Christian Rotok yang diusung partai Gerindra, PAN
- Viktor Bungtilu Laiskodat-Yosef Nai Soi yang diusung Partai NasDem, Golkar, Hanura dan PPP
- Benny K Harman-Benni Litelnoni yang diusung Partai Demokrat, PKPI dan PKS
- Marianus Sae-Emilia Nomleni yang diusung PDIP dan PKB
Emilia Nomleni tampil seorang diri karena Cagub NTT Marianus Sae dicokok KPK terkait dugaan terlibat korupsi anggaran proyek senilai Rp4,1 miliar di Kabupaten Ngada, Flores.