Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah AS Selidiki Apple

Departemen Kehakiman beserta Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (AS) dikabarkan sedang menyelidiki apakah Apple telah melanggar undang-undang terkait pengungkapan update software yang memperlambat model lama iPhone.
Logo Apple di satu toko Apple di Munich, Jerman/Reuters
Logo Apple di satu toko Apple di Munich, Jerman/Reuters

Kabar24.com, JAKARTA – Departemen Kehakiman beserta Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (AS), dikabarkan sedang menyelidiki apakah Apple telah melanggar undang-undang terkait update software yang memperlambat model lama iPhone.

Sumber terkait mengungkapkan, pemerintah AS telah memintakan informasi dari raksasa teknologi tersebut. Proses penyelidikan masih dilakukan pada tahap awal, dan masih terlalu dini untuk menyimpulkan kemungkinan tindakan apapun.

Para penyelidik disebut memiliki kekhawatiran Apple mungkin telah menyesatkan investor mengenai kinerja ponsel lamanya.

Baik juru bicara Departemen Kehakiman dan Komisi Sekuritas menolak berkomentar terkait hal ini, sedangkan seorang juru bicara Apple belum memberi respon apapun.

Pemerintah AS Selidiki Apple

Saham Apple lanjut turun sekitar 1% menjadi US$166,36 pada pukul 2.07 siang waktu setempat pada perdagangan New York. Saham Apple sebelumnya telah tertekan oleh laporan penjualan iPhone X yang lebih lemah dari perkiraan, menjelang rilis laporan keuangannya pada hari Kamis.

Beberapa pekan lalu, Apple menyatakan update software yang dirilis pada awal 2017 telah memperlambat kinerja model lama iPhone. Ini merupakan cara untuk menghindari matinya ponsel secara random.

Padahal saat merilis update tersebut, Apple belum mengatakan software itu akan memperlambat ponselnya. Pada Desember, Apple meminta maaf karena tidak secara jelas mengkomunikasikan informasi ini, dan berjanji merilis update lain untuk mengurangi kekhawatiran tersebut.

Pada Januari, CEO Apple Tim Cook berargumen kepada ABC News bahwa ketika perusahaan merilis update software yang menyebabkan masalah kinerja untuk model lama iPhone, telah ada informasi tentang hal itu.

“Kami mengatakan hal itu, tapi saya rasa tidak banyak orang yang menaruh perhatian. Mungkin kami seharusnya bisa lebih jelas menerangkan,” ujar Cook, seperti dikutip Bloomberg, Rabu (31/1/2018).

Pemerintah AS Selidiki Apple

Perlambatan terjadi ketika baterai pada model lama iPhone mencapai titik tertentu dan dapat diperbaiki jika pengguna mengganti baterai. Sebagai bagian dari permintaan maaf publiknya, Apple memberi potongan harga sebesar US$50 untuk penggantian baterai di toko-tokonya menjadi US$29.

Apple berencana merilis update software iPhone, yang disebut iOS 11.3, dalam beberapa bulan ke depan. Software ini memiliki fitur baru yang memungkinkan pengguna memantau kesehatan baterai mereka dan terlindung dari perlambatan.

Setelah meminta maaf kepada pelanggan mereka pada Desember, Apple dituntut oleh kelompok advokasi konsumen dan para pengguna iPhone. Sejumlah pejabat pemerintah, termasuk Senator AS John Thune, juga mempertanyakan Apple tentang masalah perlambatan tersebut.

Pemerintah AS Selidiki Apple

“Bahkan jika tindakan Apple memang hanya dimaksudkan untuk menghindari shutdown yang tidak terduga pada ponsel model lama, besarnya volume kritik konsumen terhadap perusahaan menunjukkan seharusnya ada transparansi yang lebih baik sehubungan dengan praktik ini,” tulis Thune dalam sebuah surat untuk Cook pada Januari.

Penyelidikan oleh Departemen Kehakiman terhadap Apple bukan pertama kalinya dilakukan. Pada 2012, departemen tersebut mengajukan tuntutan antimonopoli terhadap Apple dan sejumlah penerbit buku mengenai penetapan harga unduhan buku digital.

Pada 2010, Apple berurusan dengan departemen tersebut mengenai kesepakatan antipoaching antara Apple dan perusahaan teknologi besar lainnya seperti Google Alphabet Inc.

Pada 2016, Departemen Kehakiman menyelidiki dan kemudian mengajukan tuntutan hukum kepada Apple, dalam upaya mencari data dari iPhone yang terhubung dengan penembakan massal di San Bernardino, California.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper