Kabar24.com, JAKARTA—Pemerintah Sri Lanka tak dapat menyembunyikan kekesalannya atas aksi penyerangan terhadap pengungsi Rohingya oleh kelompok radikal biarawan Buddha.
Kemarahan Sri Lanka terhadap kelompok radikal biarawan Buddha yang menyerang pengungsi Rohingya itu diekspresikan dengan menyebut mereka sebagai “binatang”.
"Budha tidak mengajarkan hal seperti itu. Kita harus memperlihatkan sikap welas asih terhadap para pengungsi. Para biarawan yang melakukan penyerangan bukan biarawan sesungguhnya, mereka binatang," ujar Rajitha Senaratne, juru bicara pemerintah.
Menurut Senaratne, ibu-ibu yang tengah menggendong bayi terusir dari tempat penampungan akibat diserang biarawan tersebut.
Gerombolan biarawan itu mendobrak gerbang bangunan bertingkat di dekat Colombo, lalu memecahkan kaca jendela dan perabot sehingga membuat para pengungsi mengamankan diri ke lantai atas.
Belum ada informasi soal korban tewas dalam insiden itu.
Baca Juga
Pemerintah Sri Lanka berjanji akan mengambil tindakan tegas terhadap polisi yang melindungi mereka.
Senaratne menyatakan pemerintah Sri Lanka mengutuk serangan para biarawan terhadap sebuah rumah perlindungan bagi 31 pengungsi Rohingya tersebut. Di tempat pengamanan sementara itu terdapat 16 anak-anak dan tujuh wanita.
"Sebagai umat Buddha saya malu atas apa yang terjadi,” ujar Senaratne kepada wartawan sebagaimana dikutip channelnewsasia.com, Kamis (28/9/2017).
"Buddha tidak mengajarkan hal seperti itu. Kita harus memperlihatkan sikap welas asih terhadap para pengungsi. Para biarawan yang melakukan penyerangan bukan biarawan sesungguhnya, mereka binatang," ujar Senaratne.
Kelompok biarawan radikal Buddha di Sri Lanka memiliki kaitan erat dengan mitra ultranasionalis mereka di Myanmar. Kedua kelompok ini diduga terlibat dalam tidak kekerasan terhadap minoritas di kedua negara.
Hampir setengah juta etnis Muslim Rohingya melarikan diri dari Bangladesh sejak 25 Agustus lalu. Sebagian lagi diungsikan ke sejumlah negara termasuk Sri Lanka.