Kabar24.com, JAKARTA – Korea Utara (Korut) menembakkan rudal yang melesat di atas wilayah Jepang bagian utara, sebelum akhirnya rudal itu hancur dan jatuh ke laut.
Dikutip dari laman BBC.com, Selasa (29/82017), Jepang tidak melakukan upaya untuk menembak jatuh rudal tersebut. Rudal tersebut ditembakkan pada pagi hari berdasarkan waktu setempat.
Penembakan rudal milik Korut itu telah menimbulkan peringatan keselamatan bagi warga Jepang. Media lokal di Jepang menyebut, rudal tersebut terpecah menjadi tiga bagian sebelum berakhir ke laut.
Dalam beberapa pekan terakhir ini, Korut menguji coba rudal, tapi dalam delapan tahun terakhir ini, baru pertama kali rudal Korut melintas di wilayah Jepang.
Pada Jumat dan Sabtu pekan lalu, Korut juga menembakkan tiga rudal jarak pendek ke laut lepas pantai timur.
Menurut berita yang dilansir NHK, penembakan rudal oleh Korut itu memunculkan peringatan dari pihak Jepang, namun tidak ada tanda-tanda kerusakan dari ledakan rudal tersebut di wilayah utara Jepang.
Baca Juga
Merespons penembakan rudal oleh Korut itu, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengatakan, Pemerintah Jepang melakukan hal terbaik untuk melindungi kehidupan warga Jepang. Sementara, Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga menggambarkan uji coba rudal Korut itu sebagai ancaman yang "belum pernah terjadi sebelumnya".
Dia mengatakan, bahwa Jepang akan mengambil "langkah yang tepat" sebagai reaksi atas penembakan rudal oleh Korut.
Jepang kemungkinan akan melihat uji coba rudal Korut tersebut sebagai eskalasi ketegangan yang serius, mengingat jalur yang dilalui rudal tersebut.
Pentagon mengatakan bahwa uji rudal Korut pada Selasa (29/8/2017) tidak mewakili ancaman bagi AS, dan militer AS sekarang berupaya mengumpulkan lebih banyak intelijen untuk merespons uji coba rudal Korea Utara.
Awal bulan ini Korea Utara mengancam akan menembakkan rudal ke wilayah Guam di AS, sementara Presiden AS Donald Trump memperingatkan Pyongyang akan menghadapi "api dan kemarahan" jika mengancam AS.
AS dan Korea Selatan saat ini terlibat dalam latihan militer bersama. Ribuan tentara dari kedua negara berpartisipasi dalam latihan itu.