Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Krisis Kawasan Teluk: Usulan Din Syamsuddin untuk Redakan Ketegangan

Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin mengusulkan dua hal kepada pemerintah dalam menentukan sikap terkait ketegangan di negara-negara teluk.
Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin menyampaikan sikap terkait kasus dugaan penistaan agama oleh Basuki Tjahaja Purmana atau Ahok, di Jakarta, Rabu (9/11)./Antara-Puspa Perwitasari
Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin menyampaikan sikap terkait kasus dugaan penistaan agama oleh Basuki Tjahaja Purmana atau Ahok, di Jakarta, Rabu (9/11)./Antara-Puspa Perwitasari

Kabar24.com, JAKARTA — Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin mengusulkan dua hal kepada pemerintah dalam menentukan sikap terkait ketegangan di negara-negara teluk.

Sebagai negara yang menganut politik luar negeri bebas aktif dan memiliki hubungan dekat dengan negara-negara Islam, Din mengatakan Indonesia mampu memainkan peran sebagai mediator dalam menyikapi ketegangan itu.

Dia mengusulkan dua hal. Pertama, harus ada upaya segera dari pemerintah untuk menunjuk utusan sebagai mediator.

"Apakah menlu [menteri luar negeri], atau bapak wakil presiden [Jusuf Kalla] yang dikenal sebagai man of reconciliation. Saya kira beliau juga dikenal di negara-negara tersebut. Artinya pejabat tingkat tinggi," katanya, di Rumah Dinas Wakil Presiden, Senin (12/6/2017).

Kedua, dia mengusulkan diadakannya sidang darurat negara-negara yang tergabung dalam Organisasi Kerjasama Islam (OKI) yang tidak berkonflik untuk menetapkan peran yang bisa dilakukan.

"Masih ada sekitar 40 negara OKI yang bisa diajak oleh Indonesia untuk melakukan gerakan-gerakan moral, dalam bahasa arabnya islah. Rekonsiliasi, apalagi pada bulan suci ramadan ini," jelasnya.

Menurut Din, aksi sejumlah negara yang memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar tersebut akan memberikan efek domino lain di banyak negara Islam.

"Saya kira peristiwa itu bukan peristiwa kecil karena akan membawa dampak sistemik, efek domino dan bahkan implikasi baik politik, ekonomi di banyak negara Islam. Tak terkecuali Indonesia," katanya.

Dia melanjutkan, "Dan lebih daripada itu, konflik yg terjadi di kawasan timteng [timir tengah] sana akan mencerminkan konflik internal dunia Islam yang serius, yang sangat potensial untuk membawa kepada perpecahan besar."

Untuk Itulah, dia mengatakan peran  Indonesia dibutuhkan untuk membantu menegahi konflik sebelum terjadinya eskalasi konflik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper