Kabar24.com, JAKARTA — Korea Utara menyebut serangan rudal Amerika Serikat ke Suriah pada Jumat (7/4/2017) sebagai agresi yang tak termaafkan.
Tanggapan Kementerian Luar Negeri Korea Utara (Korut) yang dikirimkan melalui kantor berita KCNA menyatakan mereka mengutuk serangan tersebut.
“Serangan rudal AS tersebut sangat tak termaafkan karena telah dilakukan kepada sebuah negara yang berdaulat,” ujar keterangan resmi yang dikutip dari Reuters, Sabtu (8/4/2017) waktu setempat.
Kemenlu Korut bahkan menyatakan keputusan mereka untuk memperkuat militer dengan mengembangkan nuklir sangat tepat. Hal itu setelah melihat realitas serangan yang dilakukan AS kepada Suriah.
Korut secara tegas menyatakan Suriah sebagai sekutu utama. Menurut kantor berita KCNA, Kim Jong Un dan Pemimpin Suriah Bashar al-Assad telah berkomunikasi untuk menjalin kooperasi antara kedua negara.
Bashar al-Assad berterima kasih kepada Kim Jong Un karena telah mengakui keberadaan Suriah. Komunikasi keduanya berlangsung sebelum serangan rudal yang dilancarkan Amerika Serikat, Jumat (7/4).
Baca Juga
Suriah menjalin komunikasi dengan Korut setelah adanya tuduhan dari Washingtong terhadap penggunaan senjata kimia yang menewaskan puluhan orang. Namun, otoritas setempat telah menyangkal hal tersebut.
Adapun Korut saat ini diyakini sedang mengembangkan senjata nuklir yang mampu menghantam AS. Kim Jong Un telah mengadakan dua percobaan nuklir sejak awal 2016.