Kabar24.com, JAKARTA -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mempersiapkan pengadaan dan distribusi naskah ujian nasional 2016 yang diperkirakan menelan biaya Rp94 miliar. Anggaran tersebut turun sekitar Rp20 miliar dibandingkan dengan tahun lalu.
Pada 2015, anggaran UN untuk pelaksanaan ujian nasional (UN) berbasis kertas mencapai Rp114 miliar. "Penurunan anggaran ini disebabkan meningkatnya jumlah peserta UN berbasis komputer pada UN 2016," ujar Sekretaris Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemendikbud, Dadang Sudiyarto saat dihubungi Bisnis.com, Jakarta, Senin (30/11/2015).
Lelang pengadaan naskah UN ini ditujukan untuk penyelenggaraan ujian nasional berbasis kertas atau paper based test (PBT).
Dadang mengatakan, total peserta UN 2016 mencapai 7,3 juta siswa yang terdiri dari siswa SMP, SMA/SMK, dan UN Pendidikan Kesetaraan (Paket B dan Paket C). Dari total 7,3 juta siswa itu, sebanyak 6,3 juta siswa menjadi peserta UN berbasis kertas, sedangkan sisanya adalah peserta UN berbasis komputer ataucomputer based test (CBT).
“Kita menetapkan standar-standarnya, misalnya standar mesin cetak, ruang pengepakan dari proses cetak sampai distribusi, standar keamanan dan ketersediaan CCTV,” paparnya.
Untuk keamanan, pada UN 2015 lalu, Balitbang Kemendikbud ikut memantau proses pencetakan naskah UN melalui CCTV yang tersambung ke perusahaan-perusahaan percetakan.
"Karena itu pada lelang pengadaan UN 2016, dipertegas kembali tentang surat pernyataan dari pimpinan perusahaan yang mewakili seluruh pegawai di perusahaan tersebut, untuk menjaga kerahasiaan ujian nasional," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel