Bisnis.com , MAKKAH — Menteri Agama Nasaruddin Umar menjamin adanya uang saku pengganti atas keterlambatan datangnya katering makanan ke hotel-hotel jemaah haji di Makkah, usai rangkaian ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, Mina (Armuzna) selesai.
Sebelumnya, pasokan makanan jemaah selama sebelum dan sesaat setelah puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna) dipenuhi dengan makanan siap santap yang dipasok oleh BPKH Limited, anak usaha Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) di Arab Saudi.
Dengan pertimbangan banyak jalan raya di Makkah yang ditutup jelang dan setelah puncak haji sehingga menyulitkan distribusi, jemaah dibekali satu set kardus makanan siap santap berisi enam menu untuk enam kali makan.
Rinciannya, makan pagi, siang, dan malam untuk 7 Dzulhijjah, makan pagi untuk 8 Dzulhijjah, dan makan siang dan makan malam untuk 13 Dzulhijjah. Adapun, pada 8 Dzulhijjah hingga 13 Dzulhijjah pagi, makanan jemaah ditanggung oleh syarikah penyedia layanan haji di Arafah dan Mina.
Dengan skema tersebut, asumsinya katering jemaah akan kembali normal didistribusikan pada 14 Dzulhijjah pagi atau 10 Juni 2025.
Namun demikian, terjadi keterlambatan pengiriman konsumsi hingga muncul video viral jemaah yang tinggal di hotel 509 dari Embarkasi Jakarta-Bekasi tidak mendapat suplai makanan.
Baca Juga
"Memang kemarin ada keterlempatan pengiriman makanan ya, karena ada kasus tertentu ya. Kami sudah antisipasi dengan cara, yang tidak dapat makanan itu kami kasih kompensasi uang," kata Nasaruddin dalam konferensi pers di Makkah, Rabu (11/6/2025).
Dengan demikian, Menag menampik tudingan bahwa ada penelantaran jemaah terkait dengan hak konsumsi. Menurutnya, yang terjadi adalah keterlambatan pengiriman karena kondisi lalu-lintas yang macet akibat sejumlah ruas jalan masih ditutup.
"Jadi itu sebetulnya tidak benar bahwa ada yang terlantar, bahkan itu hanya menunggu bus untuk pindahkan [makanan] ke hotel yang cadangan itu," kata Nasaruddin.
Secara keseluruhan, jemaah haji Indonesia 2025 mendapatkan layanan katering yang terstruktur selama berada di Tanah Suci. Total jemaah Indonesia mendapatkan 126 kali makan selama di Tanah Suci, dengan rincian, 27 kali di Madinah, 84 kali di Makkah, dan 15 kali makan selama di Armuzna.