Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Trump Ancam Iran Jika Tolak Proposal Nuklir AS, Teheran Bingung

Donald Trump mengancam Iran dengan mengatakan bahwa “sesuatu yang buruk” akan terjadi jika Teheran tidak segera menerima proposal perjanjian nuklir AS.
Presiden AS Donald Trump menunjukkan perintah eksekutif yang telah ditandatangani saat pengumuman tarif di Rose Garden, Gedung Putih, Washington, DC, AS, pada hari Rabu (2/4/2025). Trump memberlakukan tarif pada mitra dagang AS di seluruh dunia, serangan terbesarnya terhadap sistem ekonomi global yang telah lama dianggapnya tidak adil. Fotografer: Jim Lo Scalo / EPA / Bloomberg
Presiden AS Donald Trump menunjukkan perintah eksekutif yang telah ditandatangani saat pengumuman tarif di Rose Garden, Gedung Putih, Washington, DC, AS, pada hari Rabu (2/4/2025). Trump memberlakukan tarif pada mitra dagang AS di seluruh dunia, serangan terbesarnya terhadap sistem ekonomi global yang telah lama dianggapnya tidak adil. Fotografer: Jim Lo Scalo / EPA / Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali mengancam Iran dengan mengatakan bahwa “sesuatu yang buruk” akan terjadi jika Teheran tidak segera menerima proposal terbaru terkait program nuklirnya.

Di sisi lain, pejabat tinggi Iran menyebut komunikasi dari AS “membingungkan dan kontradiktif.”

“Mereka sudah menerima proposal itu, dan yang lebih penting, mereka tahu harus segera mengambil keputusan atau akan ada konsekuensi buruk,” ujar Trump dalam perjalanan pulang dari kunjungan ke Timur Tengah, dikutip Reuters Sabtu (17/5/2025).

Ia tidak menguraikan isi dari proposal yang dibentuk melalui negosiasi yang dimediasi Oman dan dipimpin oleh utusan khusus Steve Witkoff, dengan sesi terakhir digelar pada Minggu.

Namun, dalam unggahan di X, Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi membantah telah menerima dokumen resmi apa pun. Ia juga menyoroti ketidaksesuaian antara pernyataan publik dan komunikasi tertutup dari pihak-pihak terkait.

“Pesan-pesan yang kami—dan dunia—terima sejauh ini masih membingungkan dan saling bertentangan,” jelasnya.

Isu pengayaan uranium kembali menjadi titik krusial. Iran bersikukuh mempertahankan sebagian kapasitas pengayaannya, sementara perwakilan AS masih memberikan sinyal yang tidak konsisten mengenai batasan yang dapat diterima.

Meskipun Iran menegaskan bahwa program nuklirnya bertujuan damai, dunia internasional tetap curiga akan potensi militerisasi teknologi tersebut. Di tengah tekanan AS, Iran tetap melanjutkan dialog dengan negara Eropa yang masih terikat pada kesepakatan nuklir 2015 yang ditinggalkan Trump saat masa jabatan pertamanya.

“Kami terbuka untuk pertemuan lanjutan demi menjaga jalur diplomatik,” ujar Wakil Menlu Kazem Gharibabadi, usai pertemuan di Istanbul dengan Inggris, Prancis, dan Jerman.

Dalam kunjungannya ke Timur Tengah, Trump menegaskan bahwa proposal AS tidak akan tersedia tanpa batas waktu, menambah tekanan terhadap Teheran sembari membuka peluang bagi kesepakatan baru.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper