Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan induk Malaysia Airlines, Malaysia Aviation Group (MAG), sedang berunding dengan Boeing tentang pengadaan pesawat baru yang akan tersedia jika maskapai penerbangan China berhenti menerima pengiriman.
Berdasarkan laporan Bernama yang dilansir dari Reuters pada Senin (21/4/2025), Direktur Pelaksana MAG Izham Ismail mengatakan bahwa jika slot pengiriman Boeing tersedia sebagai akibat dari perang tarif antara Amerika Serikat dan China, pihaknya memandang ini sebagai peluang untuk mengamankan pengiriman lebih awal dari yang diharapkan.
"MAG sedang berdiskusi dengan Boeing tentang apakah kami dapat mengambil alih slot tersebut," kata Ismail.
MAG yang dimiliki oleh sovereign wealth fund Malaysia, Khazanah Nasional, telah terus mengembangkan dan memperbarui armadanya serta bertujuan untuk mengoperasikan armada pesawat berbadan sempit yang terdiri dari 55 pesawat Boeing 737 MAX generasi baru pada tahun 2030.
Bulan lalu, perusahaan itu mengatakan akan membeli 18 pesawat 737 MAX 8 dan 12 pesawat 737 MAX 10, dengan opsi untuk membeli 30 jet lagi.
Perusahaan itu juga memiliki kesepakatan untuk menyewa 25 jet 737 MAX dari Air Lease Corp yang akan dibuka antara 2023 dan 2026.
Baca Juga
Ismail mengatakan setiap pengaturan potensial untuk mengambil pesawat tambahan dari slot pengiriman yang kosong tidak akan menjadi bagian dari kesepakatan Air Lease Corp itu, dan MAG perlu masuk ke pasar modal untuk mengumpulkan dana tambahan.
Maskapai penerbangan di seluruh dunia sangat menginginkan pesawat baru tetapi menghadapi waktu pengiriman yang lebih lama karena hambatan rantai pasokan pascapandemi, dan perlambatan produksi di Boeing karena pengawasan regulasi yang lebih ketat dan pemogokan buruh.
Boeing tampaknya akan mengembalikan beberapa jet 737 MAX miliknya dari China, tempat mereka menempatkannya sebelum pengiriman ke pelanggan China.
Baik Boeing maupun China belum mengomentari mengapa jet tersebut dikembalikan, dan tidak jelas pihak mana yang membuat keputusan tersebut.
Sebelumnya, sebuah pesawat jet Boeing, yang awalnya bakal digunakan oleh maskapai penerbangan China, mendarat kembali di pusat produksi pembuat pesawat di Amerika Serikat pada hari Minggu (20/4/2025).
Boeing menjadi korban dari tarif resiprokal yang diluncurkan oleh Presiden Donald Trump dalam serangan perdagangan global, khususnya terhadap China.
Pesawat 737 MAX, yang ditujukan untuk maskapai Xiamen Airlines China, mendarat di Boeing Field Seattle pada pukul 18.11 (0111 GMT) pada Minggu (20/4/2025), menurut seorang saksi mata Reuters. Pesawat 737 MAX sudah dicat dengan corak Xiamen.
Jet tersebut, yang melakukan pengisian bahan bakar di Guam dan Hawaii dalam perjalanan pulang pergi sejauh 5.000 mil (8.000 km), merupakan salah satu dari beberapa jet 737 MAX yang sedang menunggu di pusat penyelesaian Boeing di Zhoushan untuk pekerjaan akhir dan pengiriman ke maskapai penerbangan China.