Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kisah Saksi Mata Gempa Myanmar: Guncangan Lebih Dahsyat dari Tsunami 2004

Seorang saksi mata gempa di Myanmar menyebut guncangannya lebih besar dibandingkan dengan yang terjadi pada 2004 dan menyebabkan tsunami
Gerakan seismograf saat gempa bumi/khaleejtimes
Gerakan seismograf saat gempa bumi/khaleejtimes

Bisnis.com, JAKARTA - Myanmar, Thailand, hingga Vietnam berduka usai gempa berkekuatan 7,7 magnitudo pada Jumat (28/3/2025) siang.

Dilansir Bloomberg pada Jumat (28/3/2025), berdasarkan USGS gempa bumi besar itu berpusat 16 kilometer di barat laut Sagaing, Myanmar dengan kedalaman 10 kilometer.

Gempa itu terjadi pada sekitar pukul 1.21 siang waktu Bangkok dan menjadi yang terkurat sejak 2023. Setelah guncangan pertama, terjadi gempa susulan kedua dengan kekuatan 6,4 magnitudo di daerah yang sama.

Seorang warga Mandalay yang diwawancarai CNA mengatakan bahwa gempa tersebut adalah yang terkuat yang pernah dialaminya.

"Sebelum gempa hari ini, gelombang kejut terkuat yang saya rasakan terjadi pada tahun 2004 saat tsunami. Gempa hari ini jauh lebih kuat dari itu. Saya belum pernah merasakan intensitas gempa seperti itu dalam hidup saya," kata Htet Ko, 50 tahun, dilansir dari CNA.
 
Htet Ko mengatakan bahwa ia berada di lantai dasar rumahnya yang berlantai dua saat gempa terjadi.

"Saya mendengar keributan di luar rumah dan merasakan getarannya. Saya merasa seperti akan jatuh ke tanah. Ketika saya melihat ke atas, langit-langit bergetar hebat," katanya.

Dia bercerita bahwa getaran pertama berlangsung cukup lama.

"Saya merasa sangat takut. Segala sesuatu di sekitar saya bergoyang dan berguncang hebat. Saya merasa pusing saat berdiri di tanah tetapi akhirnya harus duduk," ujarnya.

Setelah ia duduk, gempa susulan terjadi. Ketika gempa berakhir, Htet Ko melihat ambulans bergegas di sekitar kota.

"Saya dengar rumah sakit pusat sudah penuh sesak dengan korban dan mereka tidak lagi mampu menampung lebih banyak korban," katanya.

Ia menambahkan bahwa sebuah hotel di dekat rumahnya telah runtuh.

Korban Gempa Myanmar 

Dilansir dari Antaranews, setidaknya 25 orang tewas di Myanmar dan satu orang di Thailand, sementara 43 lainnya masih hilang setelah sebuah gedung pencakar langit di Bangkok runtuh akibat gempa berkekuatan 7,7 magnitudo yang berpusat di wilayah Sagaing, Myanmar, pada Jumat (28/3).

Guncangan pertama disusul oleh gempa susulan berkekuatan 6,4 magnitudo 12 menit kemudian, menurut laporan US Geological Survey.

Di Bangkok, satu orang tewas dan 43 lainnya terjebak di dalam gedung bertingkat yang masih dalam tahap konstruksi di distrik Chatuchak, seperti dilaporkan Thai PBS.

Di Myanmar, sebuah biara di kota Taungoo juga runtuh, menewaskan lima anak pengungsi, menurut laporan Eleven Media Group.

Setidaknya 20 orang meninggal saat gempa mengguncang Masjid Shwe Pho Shing di wilayah Mandalay saat ibadah salat Jumat berlangsung, sebagaimana dilaporkan Khit Thit Media.

Upaya evakuasi terhadap para korban yang masih terperangkap terus dilakukan.

Selain itu, Jembatan Ava yang bersejarah di Mandalay dilaporkan runtuh akibat gempa, sementara Istana Mandalay juga mengalami kerusakan.

Gedung Tinggi Runtuh

Beredar banyak video yang menampilkan sebuah gedung yang tengah dibangun luluh lantak usai akibat guncangan gempa 7,7 magnitudo di Myanmar. 

Keruntuhan gedung yang berlokasi di Bangkok, Thailand tersebut membuat para pekerja di sekitar proyek lari tunggang langgang. Pihak otoritas Bangkok menyebut ada laporan tiga korban jiwa dalam insiden nahas itul.

Lebih lanjut, CNA melaporkan gempa bumi tersebut telah menyebabkan runtuhnya beberapa bangunan di lima kota dan daerah di Myanmar.

Global New Light of Myanmar melaporkan di situs webnya bahwa gempa tersebut juga menyebabkan runtuhnya dua jembatan dan merusak jalan tol, tanpa memberikan rincian mengenai korban jiwa.

Penyebab Gempa Myanmar 

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menerangkan penyebab rangkaian gempa 7,7 magnitudo di Mandalay, Myanmar yakni Sesar Besar Sagaing. Fenomena tersebut yang membuat guncangannya ikut merusak negara tetangga seperti Thailand, China, hingga Vietnam. 

Hasil analisis BMKG menunjukkan gempabumi ini memiliki magnitudo M7,6 dengan episenter terletak pada koordinat 21,76° LU; 95,83° BT, pada kedalaman 10 km. 

Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan hari ini pukul 13:20:56 WIB wilayah Mandalay, Myanmar, diguncang gempabumi tektonik. 

Adapun, rangkaian gempa itu juga disebut sebagai doublet earthquake yaitu 2 peristiwa gempa bumi yang memiliki magnitudo hampir sama, terjadi dalam waktu dan lokasi pusat gempa yang relatif berdekatan. 

“Berdasarkan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi ini merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas Sesar Besar Sagaing,” kata Daryono, Jumat (28/3/2025). 

Dia menerangkan, hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi ini memiliki mekanisme mendatar (strike-slip). Adapun, gempa bumi ini diperkirakan berdampak dan dirasakan di wilayah Mandalay dan negara tetangga seperti Bangkok dan China. 

Dia juga menerangkan alasan Bangkok ikut mengalami kerusakan berat akibat gempa Myanmar. Pasalnya, fenomena ini disebut efek Vibrasi Periode Panjang (Long Vibration Period) di mana gelombang gempa yg sumbernya jauh akan direspons oleh tanah lunak. 

“Endapan sedimen  tanah lunak tebal di Bangkok dapat merespons gempa dari jauh hingga membentuk resonansi yang mengancam gedung-gedung tinggi,” ujarnya. 

Lebih lanjut, Daryono menegaskan gempa bumi Myanmar M7,6 ini tidak mempengaruhi kegempaan di Wilayah Indonesia.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper