Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Amerika Serikat (AS) memberikan penawaran untuk mengundurkan diri sukarela atau buyout terhadap para karyawan di Badan Intellijen Pusat Amerika Serikat atau CIA.
Dua sumber di CIA menyebut hal ini merupakan bagian dari upaya luas Presiden Donald Trump untuk mengecilkan pemerintahan federal dan menyesuaikannya dengan agendanya.
Apabila ada karyawan yang mau mengundurkan diri, maka akan tetap diberikan gaji dan tunjangan tetap hingga September 2025.
Kemudian langkah ini juga disebut sebagai langkah untuk menyamakan "perspektif" dengan Direktur CIA John Ratcliffe .
Melansir Reuters, tawaran pensiun diri ini menjadi langkah Trump untuk menyetarakan jalan dengan para pejabatnya saat ini.
Sayangnya hingga kini tawaran pengunduran diri massal ini tidak berlaku untuk seluruh staff dan karyawan CIA.
Baca Juga
Mengingat masih ada sejumlah tugas penting, maka tawaran tersebut hanya diberikan kepada pekerja tertentu.
Pihak CIA juga tidak mengungkapkan anggaran untuk masalah ini. Mereka pun belum tau jumlah pasti pegawai yang mereka pekerjaan.
Meski tawaran tersebut telah dikirimkan ke seluruh tenaga kerja di agensi tersebut, masih belum jelas apakah semua orang akan diizinkan untuk menerimanya.
Sumber menyebut bahwa beberapa pekerjaan dan bidang keahlian tertentu tampaknya akan dibatasi. Hal ini menunjukkan bahwa upaya tersebut kurang menyeluruh dibandingkan dengan lembaga layanan sipil yang tidak dianggap melakukan pekerjaan keamanan nasional.
Adapun masalah ini menimbulkan kritikan dari para pengamat yang menyebut sebagai langkah bersih-bersih Trump.
Namun hal ini telah dibantah oleh para pejabat Trump. Mereka justru merasa bahwa CIA dalam beberapa tahun terakhir telah menjadi bobot yang "terlalu berat" dan menjadi bagian dari "kegelapan negara".