Bisnis.com, JAKARTA - Menteri transportasi Korea Selatan Park Sang-woo berniat untuk mengundurkan diri dari jabatannya sebagai bentuk tanggung jawab atas kecelakaan mematikan pesawat jet Boeing milik Jeju Air pada 29 Desember 2024.
Jeju Air 7C2216, yang berangkat dari ibu kota Thailand, Bangkok, menuju Muan di Korea Selatan bagian barat daya, mendarat dengan posisi terbalik dan melewati landasan pacu bandara regional, lalu meledak dan terbakar setelah menghantam tanggul.
"Saya merasa sangat bertanggung jawab atas bencana ini," kata Park Sang-woo dalam jumpa pers dikutip dari Reuters pada Selasa (7/1/2025).
Baca Juga : Polisi Korsel Geledah Kantor Jeju Air dan Operator Bandara Muan Imbas Kecelakaan Pesawat |
---|
Dia mengatakan akan mencoba mencari waktu yang tepat untuk mengundurkan diri setelah menanggapi situasi saat ini.
Kementerian transportasi juga mengatakan akan segera meningkatkan keselamatan sistem pendaratan bandara yang menurut para ahli berkontribusi terhadap kecelakaan dahsyat yang menewaskan 179 orang di dalamnya.
Para ahli keselamatan udara mengatakan tanggul (embankment) yang dirancang untuk menopang antena "localizer" untuk memandu pendaratan dalam jarak pandang yang buruk, terlalu kaku dan terlalu dekat dengan ujung landasan pacu.
Joo Jong-wan, wakil menteri transportasi untuk penerbangan sipil, mengakui bahwa langkah-langkah keselamatan tidak memadai saat membangun tanggul, tetapi mengatakan bahwa langkah-langkah tersebut dilakukan sesuai dengan peraturan di Korea dan luar negeri.
Sementara itu, kepolisian setempat sedang menyelidiki bagaimana tanggul itu dibangun, katanya. Polisi pada minggu lalu menggerebek Jeju Air dan operator Bandara Internasional Muan sebagai bagian dari penyelidikan mereka terhadap kecelakaan itu.
Sementara itu, bulu-bulu burung ditemukan di salah satu mesin yang ditemukan dari lokasi kecelakaan, kata penyelidik utama Lee Seung-yeol, seraya menambahkan bahwa rekaman video menunjukkan bahwa ada burung yang masuk ke salah satu mesin.
Dua penyelidik Korea pada hari Senin berangkat ke Amerika Serikat untuk memulihkan dan menganalisis perekam data penerbangan yang rusak selama kecelakaan itu, bersama dengan Dewan Keselamatan Transportasi Nasional AS.
Perekam data penerbangan, bersama dengan perekam suara kokpit, adalah dua kotak hitam yang berisi informasi penting tentang kecelakaan itu.
Lee mengatakan akan memakan waktu tiga hari untuk mengekstrak file dari perekam data penerbangan, dan dua hari lagi untuk melakukan analisis awal informasi dasar seperti apakah satu atau dua mesin rusak.