Bisnis.com, JAKARTA - China menyatakan rasa hormatnya terhadap hasil pemilu AS dan mengucapkan selamat kepada Donald Trump atas kemenangannya atas Kamala Harris.
Trump, seorang Republikan yang berjanji akan menerapkan tarif yang ketat, merebut kembali Gedung Putih dengan kemenangan besar atas Kamala Harris dari Partai Demokrat dalam pemilu hari Selasa (5/11/2024) waktu setempat.
“Kami menghormati pilihan rakyat Amerika dan mengucapkan selamat kepada Trump atas terpilihnya dia sebagai presiden,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China dalam sebuah pernyataan dikutip dari Reuters pada Kamis (7/11/2024).
Hubungan China dan AS telah tegang selama bertahun-tahun, terutama seputar perdagangan dan keamanan termasuk Taiwan dan Laut Cina Selatan.
Kemenangan Trump dapat menghidupkan kembali isu-isu dari masa kepresidenan pertamanya pada tahun 2017-2021, ketika dia memulai perang dagang dengan negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia dan memberlakukan tarif.
Surat kabar milik pemerintah, China Daily, dalam editorialnya pada hari Rabu menggambarkan kepemimpinan Trump yang kedua sebagai sebuah potensi “awal baru dalam hubungan China-AS jika peluang yang telah ditawarkan tidak disia-siakan.”
Baca Juga
Pemerintahan Biden tidak mengabaikan kebijakan perdagangan Trump dan terus menargetkan praktik industri yang digerakkan oleh negara China.
Pada bulan September, AS memberlakukan kenaikan tarif yang besar terhadap impor China, termasuk tarif 100% pada kendaraan listrik, 50% pada sel surya, dan 25% pada baja, aluminium, baterai kendaraan listrik, dan mineral utama, dalam upaya untuk melindungi industri strategis Amerika.
Pemerintahan AS berikutnya dapat memperkuat dialog dan komunikasi dengan China untuk menangani perbedaan, kata China Daily.
Namun, ancaman Trump untuk mengenakan tarif sebesar 60% terhadap impor barang-barang China dari AS menimbulkan risiko pertumbuhan yang besar bagi China.
Ancaman tarif tidak hanya jauh lebih tinggi dibandingkan tarif 7,5%-25% yang dikenakan terhadap China pada masa jabatan pertama Trump, perekonomian Negeri Panda juga berada dalam posisi yang jauh lebih rentan karena menghadapi penurunan tajam properti, beban utang pemerintah daerah yang membebani, dan lemahnya permintaan dalam negeri.
China Daily melanjutkan, kebijakan AS dan kesalahpahaman terhadap China telah menimbulkan tantangan signifikan bagi hubungan kedua negara.
“Pendekatan pragmatis terhadap hubungan bilateral sangat penting dalam menghadapi kompleksitas tantangan global," kata China Daily.
Penanganan yang tepat terhadap hubungan China-AS, yang oleh surat kabar tersebut disebut sebagai hubungan bilateral paling penting di dunia, tidak hanya melayani kepentingan bersama kedua negara tetapi juga akan memberikan kepastian dan stabilitas yang lebih besar ke dunia.