Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

China Ungkap Intelijen Asing Berupaya Curi Rahasia Program Luar Angkasa

Pemerintah China melaporkan sejumlah badan intelijen mata-mata asing berusaha mencuri rahasia dari program luar angkasa.
Peluncuran Satelit Yaogan-41 milik China/tangkapan layar X.com
Peluncuran Satelit Yaogan-41 milik China/tangkapan layar X.com

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Keamanan Negara China melaporkan sejumlah badan intelijen mata-mata asing telah berusaha mencuri rahasia dari program luar angkasa.

Hal itu terjadi di tengah peningkatan kompetisi senjata di luar angkasa dan muncul sebagai medan perang baru untuk perjuangan militer.

Mengutip Reuters pada Kamis (24/10/2024), pihak kementerian menyebut, menjaga keamanan luar angkasa telah menjadi strategi utama bagi kelangsungan hidup dan pembangunan China di masa depan.

“Dalam beberapa tahun terakhir, beberapa negara Barat telah membentuk pasukan tempur luar angkasa, melatih kemampuan aksi luar angkasa dan bahkan menganggap China sebagai pesaing utama di bidang luar angkasa,” katanya dalam sebuah postingan di akun resmi WeChat pada Rabu waktu setempat.

Badan intelijen mata-mata asing juga telah melakukan deteksi penginderaan jauh terhadap China melalui satelit presisi tinggi, dengan tujuan untuk mengamati dan mencuri rahasia China dari luar angkasa.

Laporan tersebut tidak menyebutkan nama negara tertentu, tetapi mengatakan beberapa negara telah melakukan aktivitas infiltrasi dan pencurian di bidang kedirgantaraan China.

Satelit berpresisi tinggi telah muncul sebagai fokus dalam peperangan modern dan pentingnya satelit ini menjadi sorotan dalam perang Rusia melawan Ukraina di mana gambar real-time dan ultra-detail akan memberikan pengaruh besar di medan perang.

Persaingan untuk mendapatkan sumber daya ruang angkasa menjadi semakin tegang, eksplorasi ruang angkasa menghadapi kekurangan sumber daya orbital dan spektrum, dan satelit yang ditinggalkan serta puing-puing roket meningkatkan risiko tabrakan.

Strategi lunar China mencakup pendaratan astronot pertamanya sekitar tahun 2030 dalam sebuah program yang menjadikan Rusia sebagai mitranya. Pada 2020 lalu, China melakukan misi pengembalian sampel bulan pertamanya dengan Chang'e-5, mengambil sampel dari sisi terdekat bulan.

Pada bulan Juni, China mendaratkan pesawat ruang angkasa tak berawak di sisi jauh bulan, mengatasi rintangan utama dalam misi penting mereka untuk mengambil sampel batuan dan tanah pertama di dunia dari belahan bulan yang gelap.

Badan antariksa China telah menetapkan tahun 2035 sebagai target pembangunan "stasiun dasar" di kutub selatan bulan, dan stasiun luar angkasa yang mengorbit bulan akan ditambahkan pada 2045.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper