Bisnis.com, JAKARTA – Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia versi Munaslub periode 2024 – 2029, Anindya Bakrie menyebut suksesnya pelantikan Prabowo Subianto sebagai Presiden ke-8 Republik Indonesia merupakan bentuk keberhasilan demokrasi RI.
Dalam rangka merayakan hal tersebut, Anindya tampak turut hadir bersama dengan Abu Rizal Bakrie dalam pelantikan Presiden dan Wakil Presiden yakni Prabowo – Gibran.
“Ini untuk merayakan keberhasilan demokrasi Indonesia, di mana Pak Prabowo kalau tidak salah terpilih [usai mengantongi suara] 59 juta pemilih,” jelasnya di akun Instagram resminya, Minggu (20/10/2024).
Anindya juga menyebut pelantikan Prabowo – Gibran yang berlangsung khidmat itu merupakan langkah awal yang baik bagi Indonesia ke depan.
Dia juga berharap, laju pertumbuhan RI bakal semakin kuat di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto dan wakilnya Gibran Rakabuming Raka.
“Jadi saya rasa ini adalah awal yang baik, tinggal kita bagaimana membangun kebaikan di atas fondasi yang sudah sangat kuat,” tegasnya.
Baca Juga
Untuk diketahui, Prabowo Subianto resmi dilantik sebagai Presiden Republik Indonesia periode 2024-2029 bersama Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka pada hari ini, Minggu (20/10/2024).
Pidato perdana Prabowo di MPR cukup panjang. Dirinya menyampaikan gagasannya dan rencana kepemimpinannya ke depan selama 52 menit 45 detik.
Dalam pidatonya, Prabowo menyapa Presiden dan Wakil Presiden, Ketua Umum Partai, dan perwakilan-perwakilan kepala negara yang hadir dalam pelantikan kepala negara di MPR, termasuk calon presiden dan wakil presiden Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD, Minggu (20/10/2024).
Prabowo dalam kesempatan itu sempat menyinggung soal kekalahannya dalam kontestasi politik. Bahkan, beberapa kesempatan kerap berhadapan dengan Presiden 2014-2024 Joko Widodo (Jokowi).
Di samping itu, dirinya juga menyampaikan komitmennya untuk dapat membawa Indonesia menuju Swasembada Pangan pada 2029.
“Saya yakin paling lambat 4—5 tahun kita akan swasembada pangan. Bahkan kita siap menjadi lumbung pangan dunia. Kita juga harus swasembada energi. Dalam keadaan ketegangan dalam keadaan kemungkinan terjadi perang dimana-mana, kita harus siap dengan kemungkinan yang paling jelek,” tegasnya.