Bisnis.com, JAKARTA - Presiden terpilih Prabowo Subianto dinilai mengakomodir 4 klaster dalam pemilihan 108 calon menteri, wakil menteri dan kepala badan selama dua hari di kediamannya, Jl Kertanegara, Jakarta Selatan.
Pengamat Politik Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin, memandang bahwa nama-nama yang telah dipanggil merupakan campuran kombinasi antara partai politik dengan profesional.
“Jadi kalau saya lihat, saya baca gitu, ada empat klaster dari nama-nama menteri yang dipanggil,” jelas Ujang kepada Bisnis pada Rabu (16/10/2024).
Pertama, adalah klaster partai politik, baik dipanggil sebagai calon menteri atau wakil menteri. Kedua, adalah klaster ahli, seorang profesional atau pakar, yang juga bisa ‘di-endorse’ oleh partai. Namun ada juga pakar atau ahli yang murni.
Ketiga, adalah loyalis Prabowo, orang yang sudah berjuang lama meskipun mengalami jatuh bangun, yang tetap mendukung Prabowo meskipun telah mengalami kekalahan pada Pemilihan Presiden (Pilpres) pada 2009, 2014 dan 2019.
“Mereka loyalis-loyalis yang tentu punya hak juga untuk mendapatkan jabatan di pemerintahan Kabinet Prabowo-Gibran. Karena sudah mendampingi lama Pak Prabowo, jadi porsi loyalis juga pasti ada di Kabinet gitu,” terangnya.
Baca Juga
Adapun yang keempat, adalah klaster dari relawan atau tim sukses. Contohnya ada Pendakwah Miftah Maulana Habiburrahman (Gus Miftah), Raffi Ahmad, dan Musisi Yovie Widianto.
“Jadi itu bagian daripada klaster dari relawan atau tim sukses. Jadi saya melihat kombinasi, mix, percampuran antara klaster-klaster yang saya sebutkan tadi,” tutur Ujang.