Bisnis.com, JAKARTA — Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar mengaku terkejut saat dirinya dipanggil untuk datang ke kediaman Presiden Terpilih Prabowo Subianto dan diminta untuk membantu sebagai menteri di kabinet mendatang.
"Saya betul-betul sangat surprise ya. Saya enggak menyangka dan saya kaget, saya enggak pernah membayangkan," ujar Nasaruddin Umar di Jakarta, Senin (14/10/2024).
Nasaruddin mengaku tidak pernah ada pembicaraan soal posisi menteri bersama Prabowo maupun orang di sekitar lingkungan Partai Gerindra sebelum-sebelumnya.
Namun, pada Senin sekitar pukul 18.00 WIB, dirinya mendapat undangan dari ajudan Prabowo Subianto untuk datang ke Kartanegara.
Ia pun lantas diminta Prabowo untuk membantunya di kabinet yang akan datang.
"Enggak pernah menyangka, enggak pernah membayangkan. Saya hanya bekerja profesional di bidang saya di Istiqlal dan di perguruan tinggi sebagai dosen," kata dia.
Terkait posisi menteri yang ditawarkan Prabowo, Nasaruddin masih enggan menyebutkannya. Namun ia memastikan tugasnya tidak akan jauh dari aktivitasnya di bidang keagamaan.
"Saya pikir tidak jauh dari keseharian saya. Ya, nantilah beliau yang akan menjelaskan," kata dia.
Nasaruddin Umar menjadi satu di antara 49 tokoh yang dipanggil ke kediaman Prabowo. Pemanggilan tokoh-tokoh tersebut merupakan tak lain untuk mengisi posisi calon menteri di kabinet Prabowo-Gibran yang bakal dilantik pada Minggu, 20 Oktober 2024.
Untuk diketahui, Prabowo sejak Senin pukul 15.00 WIB sampai pukul 20.30 WIB memanggil calon-calon menteri, wakil menteri, dan kepala badan yang merupakan tokoh-tokoh dari kalangan profesional, akademisi, politikus, birokrat, tokoh agama, pejabat teras organisasi masyarakat, pejabat aktif Polri, hingga eks tentara, ke kediaman pribadinya di Kertanegara untuk berbicara mengenai penugasan mereka di kabinet pemerintahan ke depan.
Baca Juga
Berikut Daftar 49 Tokoh yang Dipanggil Prabowo:
1. Prasetio Hadi (Ketua DPP Partai Gerindra)
2. Sugiono (Wakil Ketua Umum Partai Gerindra)
3. Widiyanti Putri Wardhana (Pengusaha)
4. Natalius Pigai (Pegiat HAM)
5. Yandri Susanto (Wakil Ketua Umum PAN)
6. Fadli Zon (Wakil Ketua Umum Partai Gerindra)
7. Nusron Wahid (Politikus Golkar)
8. Saifullah Yusuf (Sekjen PBNU/Menteri Sosial)
9. Maruarar Sirait (Politikus Partai Gerindra)
10. Abdul Kadir Karding (Politikus PKB)
11. Wihaji (Wakil Ketua Umum Golkar)
12. Teuku Riefky Harsya (Sekjen Partai Demokrat)
13. Agus Harimurti Yudhoyono (Ketua Umum Partai Demokrat/Menteri ATR BPN)
14. Arifatul Choiri Fauzi (Muslimat NU)
15. Tito Karnavian (Mantan Kapolri/Menteri Dalam Negeri)
16. Zulkifli Hasan (Ketua Umum PAN/Menteri Perdagangan)
17. Satryo Soemantri Brodjonegoro (Akademisi)
18. Yassierli (Akademisi)
19. Yusril Ihza Mahendra (Pakar Hukum Tata Negara/Politikus PBB)
20. Bahlil Lahadalia (Ketua Umum Partai Golkar/Menteri ESDM)
21. Abdul Mu'ti (Sekretaris Umum PP Muhammadiyah)
22. Muhaimin Iskandar (Ketua Umum PKB)
23. Raja Juli Antoni (Sekjen PSI/Wamen ATR)
24. Agus Gumiwang (Menteri Perindustrian)
25. Pratikno (Menteri Sekretaris Negara)
26. Iftitah Sulaiman (Orang Kepercayaan Susilo Bambang Yudhoyono)
27. Komjen Pol. Agus Andrianto (Wakapolri)
28. Ribka Haluk (Pj Gubernur Papua Tengah)
29. Maman Abdurahman (Politikus Partai Golkar)
30. Rachmat Pambudy (Akademisi)
31. Hanif Faisol Nurofiq (Dirjen KLHK)
32. Erick Thohir (Menteri BUMN)
33. Andi Amran Sulaiman (Menteri Pertanian)
34. Nasaruddin Umar (Imam Besar Masjid Istiqlal)
35. Dito Ariotedjo (Menpora)
36. Budi Gunadi Sadikin (Menteri Kesehatan)
37. Sultan Bachtiar Najamudin (Ketua DPD RI)
38. Raden Dodi Priyono
39. Sakti Wahyu Trenggono (Menteri Kelautan dan Perikanan)
40. Budi Santoso (Sekjen Kemendag)
41. Dudy Purwagandhi (Dewan Komisaris PLN)
42. Airlangga Hartarto (Menko Perekonomian)
43. Sri Mulyani (Menteri Keuangan)
44. Veronica Tan
45. Supratman Andi Agtas (Menkumham/Politikus Gerindra)
46. Donny Ermawan Taufanto (Plt. Sekjen Kemenhan)
47. Rosan Perkasa Roeslani (Menteri Investasi)
48. M. Herindra (Wamenhan)
49. Meutya Hafid (Ketua Komisi I DPR/Politikus Golkar)