Bisnis.com, JAKARTA -- Presiden terpilih Prabowo Subianto merespons soal pihak yang menilai kabinet di pemerintahan akan 'gemuk' lantaran bakal diisi oleh kementerian dan lembaga baru.
Jika dirinya otoriter, maka bisa saja Prabowo membuat Indonesia dipimpin satu partai dengan jumlah kabinet sebanyak 20-24 menteri.
"Kalau kita negara otoriter hanya satu partai ya bisa jalan ke negara ini hanya dengan 20 menteri 24 saja," ujarnya dalam acara BNI di Jakarta Convention Center (JCC), Rabu (9/10/2024).
Namun demikian, hal tersebut tidak dilakukan Prabowo. Sebab, Ketua Umum Gerindra itu ingin merangkul seluruh kelompok agar bisa memberikan perwakilannya di kabinet.
“Tapi saya harus merangkul semua kelompok harus ada perwakilan harus ada perwakilan harus ada Indonesia Timur tengah suku B suku A, ini Indonesia,” pungkasnya.
Dalam catatan Bisnis, Prabowo Subianto disebut masih melakukan simulasi terhadap jumlah nomenklatur kementerian pada kabinetnya mendatang.
Baca Juga
"Jadi begini yang namanya penambahan, yang namanya pemisahan, dan lain-lain belum bisa kita publikasi karena saat ini masih kami simulasikan," kata Ketua Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad.
Hal itu disampaikannya merespons isu bahwa jumlah kementerian pada pemerintahan Prabowo-Gibran mendatang akan ditambah dari 34 kementerian menjadi 44 kementerian.
"Jumlah [kementerian] itu ada yang bilang 44, ada yang bilang 42, ada yang bilang 40, kita juga masih melakukan simulasi," ucap Dasco yang juga Wakil Ketua DPR RI itu.
Dasco menyebut pihaknya kemungkinan baru akan merampungkan komposisi nomenklatur kementerian sepekan sebelum pelantikan Presiden dan Wakil Presiden Terpilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dilakukan pada 20 Oktober.