Bisnis.com, JAKARTA — Vietnam berencana membangun infrastruktur kereta api berkecepatan tinggi dengan jarak setara Jakarta - Lombok tanpa menggunakan utang luar negeri.
Dilansir dari Channel News Asia (CNA) Minggu (6/10/2024), Vietnam disebut berambisi mendanai sendiri proyek kereta api berkecepatan tinggi senilai US$67 miliar atau setara Rp1.031,39 triliun tanpa menggunakan pinjaman luar negeri.
Proyek kereta cepat itu akan membentang dari ibu kota Hanoi ke pusat bisnis selatan Kota Ho Chi Minh. Jalur itu memiliki total lintasan sepanjang 1.541 atau sekitar jarak antara Jakarta dan Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Wakil Menteri Transportasi Vietnam Nguyen Danh Huy mengatakan ambisi itu sejalan dengan semangat kemerdekaan dan kemandirian.
“Politbiro telah memutuskan untuk tidak bergantung pada negara asing untuk mendanai rencana jalur kereta api sepanjang 1.541 km,” ujarnya dilansir dari CNA, Minggu (6/10/2024).
Jalur kereta api itu akan menjadi proyek infrastruktur terbesar di Vietnam. Kementerian Transportasi setempat memperkirakan biaya rata-rata tahunan yang diperlukan senilai US$5,6 miliar selama 12 tahun.
Baca Juga
Kereta yang akan memiliki kecepatan 350 km per jam itu diharapkan selesai pada 2035. Rencananya, pendanaan proyek akan berasal dari pendapatan negara dan bila perlu dari penerbitan obligasi pemerintah.
Adapun, Nguyen Danh Huy menyebut pinjaman luar negeri dengan persyaratan lunak akan dipertimbangkan jika sumber dana tidak mencukupi.
Sampai berita itu diturunkan, Kementerian Transportasi Vietnam belum memberikan jawaban terkait pertanyaan lebih lanjut dari CNA.
CNA mencatat Vietnam memiliki utang publik yang relatif rendah yakni 37% dari produk domestik bruto (PDB) pada 2023. Pemerintah setempat dilaporkan cenderung melakukan investasi lebih sedikit dari yang direncanakan sekitar kurang dari US$19 miliar atau seperempat dari perkiraan belanja investasi publik pada 2021 hingga 2023.
Vietnam disebut enggan menggunakan bantuan luar negeri lantaran telah kehilangan miliaran dolar dana bantuan pembangunan dalam beberapa tahun terakhir. Dengan demikian, pendanaan untuk proyek kereta api dirancang sedemikian rupa untuk menghindari jebakan utang.
Kendati demikian, para ahli pendanaan infrastruktur menilai akan sulit bagi Vietnam untuk mengerjakan proyek itu sendirian alias tanpa bantuan pendanaan luar negeri.
Estimasi biaya per tahun US$5,6 miliar untuk pembangunan kereta api tersebut setara dengan 1,3% PDB Vietnam pada 2023. Jumlah itu mewakili seperlima dari keseluruhan belanja anggaran yang diproyeksikan tahun ini.
“Secara teoritis hal ini mungkin dilakukan, namun tidak begitu realistis,” kata seorang pakar infrastruktur asing yang berbasis di Vietnam dilansir dari CNA, Minggu (6/10/2024).
Pakar Infrastruktur lain mengatakan biaya pembangunan kereta cepat akan sangat besar sehingga menimbulkan keraguan atas kelayakan tanpa bantuan asing. Kedua pakar itu menanggapi rencana Vietnam secara anonim karena tidak diizinkan berbicara kepada media.