Bisnis.com, SOLOK - Kabar duka datang dari kawasan tambang di Sumatra Barat. Sebanyak 25 penambang tertimbun tanah longsor di kawasan tambang, Solok, Sumbar.
Salah seorang penambang yang selamat yang kini dirawat di RSUD Arosuka Solok yang berusia 21 tahun, Resky mengatakan kejadian tanah longsor yang menimpa dirinya bersama puluhan pekerja lainnya itu terjadi sangat cepat.
"Saya sempat mendengar adanya teriakan yang memberikan peringatan tanah longsor, tetapi kami tidak sempat melakukan penyelamatan. Kejadiannya begitu cepat," katanya, Senin (30/9/2024).
Dia menceritakan sebelum terjadinya tanah longsor itu, diperkirakan di hari Kamis (26/9) itu sekitar waktu tengah hari, hujan turun di kawasan tambang tersebut.
Hujan yang turun berlangsung cukup lama, dan kondisi hujan kembali redah sekitar pukul 16.30 Wib. Melihat hujan sudah berhenti, para penambang kembali beraktivitas di salah satu lokasi lubang tambang.
"Mungkin baru sekitar dua tempurung emas yang kami dapatkan, setelah kembali mulai menambang seiring hujan sudah berhenti itu. Terjadilah tanah longsor di sore hari tersebut," jelasnya.
Baca Juga
Menurutnya pada satu tempat tanah longsor itu, diperkirakan ada sekitar 23 orang pekerja yang turut tertimbun, dengan ketebalan tanah yang menimbun para penambang sekitar 2 meter.
"Ada sekitar dua meter tanah longsor itu yang menimbun kami," ucapnya.
Rezky juga mengaku dirinya bisa selamat dari peristiwa tanah longsor itu. Saat ini dirinya masih dalam perawatan di RSUD Solok, dengan kondisi mengalami patah tulang dibagian bahu kanannya.
Data Kantor SAR Padang mencatat dari total 25 korban tanah longsor di kawasan tambang emas Desa Sungai Abu, Kabupaten Solok, itu. Terdapat 13 orang diantaranya meninggal dunia dan 12 orang lainnya mengalami luka-luka atau selamat.
Menurut keterangan Kepala Kantor SAR Padang Abdul Malik meski korban terakhir telah dievakuasi, tim SAR masih melakukan penyisiran di kawasan tanah longsor itu, guna memastikan bahwa tidak ada lagi korban.
Dikatakannya apabila tim sudah kembali ke Pos SAR, dan dipastikan informasi tidak ada lagi korban yang di lokasi kejadian. Maka untuk pencarian dan evakuasi korban di Sungai Abu pun akan ditutup.
"Kami masih menunggu ada satu tim yang berada di kawasan kejadian tanah longsor. Bila nihil hasil penyisiran, maka pencarian akan ditutup," tegasnya.
Sementara itu, Pemerintah Nagari/Desa melalui Wali Nagari Sungai Abu, Padri Wanto menyampaikan bahwa baru mendapatkan informasi terjadi tanah longsor di kawasan tambang emas itu pada Jumat (27/9) pagi sekitar pukul 09.30 Wib.
"Di hari itu saya mendapatkan data 22 orang awalnya yang dilaporkan tertimbun tanah longsor," katanya.
Di satu sisi, Padri Wanto menegaskan tidak mengetahui bahwa ada aktivitas tambang emas di kawasan pemerintah nagari/desa Sungai Abu tersebut.
"Saya tidak mengetahui bahwa ternyata ada aktivitas tambang emas di kawasan Sungai Abu ini," tutupnya.