Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jokowi Buka-bukaan Alasan Lantik Gus Ipul Gantikan Risma Jadi Mensos

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan skala pekerjaan yang besar menjadi landasan dirinya untuk melantik Saifullah Yusuf lias Gus Ipul.
Presiden Joko Widodo secara resmi melantik Syaifullah Yusuf sebagai Menteri Sosial Kabinet Indonesia Maju dalam sisa masa jabatan periode tahun 2019-2024 di Istana Negara Jakarta, pada Rabu (11/9/2024)/Setpres
Presiden Joko Widodo secara resmi melantik Syaifullah Yusuf sebagai Menteri Sosial Kabinet Indonesia Maju dalam sisa masa jabatan periode tahun 2019-2024 di Istana Negara Jakarta, pada Rabu (11/9/2024)/Setpres

Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan skala pekerjaan yang besar menjadi alasan dirinya melantik Saifullah Yusuf atau Gus Ipul sebagai Menteri Sosial (Mensos) menggantikan Tri Rismaharini.

Jokowi mengatakan bahwa Kementerian Sosial (Kemensos) memiliki fokus untuk mengurus kesejahteraan masyarakat. Khususnya, kalangan menengah ke bawah.

Hal ini dia sampaikan usai membuka pengarahan kepada sejumlah pejabat Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Polri di Halaman Utama Istana Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, pada siang ini, Kamis (12/9/2024)

“Kalau tidak dipegang khusus oleh definitif akan beda keputusannya utamanya yang sudah memiliki pengalaman di kementerian dan Gus Saifullah Yusuf kan pernah menjadi menteri. Saya kira memudahkan untuk bekerja. Meskipun tinggal hanya 1,5 bulan tetapi itu penting,” ujar Jokowi.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira mengatakan terdapat pekerjaan rumah yang perlu dilakukan oleh Mensos yaitu menyoroti perluasan bantuan sosial (bansos) tunai ke kelas menengah rentan.

“Mensos bisa mulai siapkan rencana perluasan bansos tunai ke kelas menengah rentan. Penggunaan standar kemiskinan ekstrem yang baru dari Bank Dunia yakni US$2,15 per hari bisa segera dilakukan,” ujarnya saat dihubungi Bisnis, Kamis (12/9/2024).

Dia melanjutkan bahwa standar kemiskinan ekstrem sebelumnya hanya di angka US$1,9 per hari yang belum mencerminkan dinamika inflasi yang mempengaruhi konsumsi orang miskin ekstrem.

“Mensos baru juga harus memastikan bansos dengan data yang valid dan faktual sehingga lebih tepat sasaran juga mendesak,” tandas Bhima.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Akbar Evandio
Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper