Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perbandingan Kunjungan Paus di 3 Negara: Harmoni, Kekerasan Etnis, dan Penggusuran

Paus Fransiskus selalu menyisipkan pesan dalam setiap kunjungannya mulai dari keadilan hingga harmoni antar umat beragama.
Paus Fransiskus menyapa orang-orang selama kunjungan apostoliknya ke Asia Tenggara, di Dili, Timor Leste, 9 September 2024. REUTERS/Lirio da Fonseca
Paus Fransiskus menyapa orang-orang selama kunjungan apostoliknya ke Asia Tenggara, di Dili, Timor Leste, 9 September 2024. REUTERS/Lirio da Fonseca

Bisnis.com, JAKARTA -- Paus Fransiskus telah tiba di Timor Leste, bekas provinsi Indonesia yang merdeka pada tahun 2022 lalu. Timor Leste adalah negara ketiga, setelah Indonesia dan Papua Nugini, yang masuk dalam agenda kunjungan apostolik pemimpin tertinggi gereja Katolik tersebut.

Paus selalu menyisipkan pesan-pesan khusus di negara yang menjadi tujuan kunjungan apostolik-nya. Di Indonesia, Paus kagum dengan keharmonisan antar umat beragama. Ia meminta umat Katolik menjaga keharmonisan tersebut.

Sementara itu, di Papua Nugini, ia meminta umat untuk menjaga kerukunan, menyoroti ketidakadilan, dan menghindari kekerasan etnis yang kerap berkecamuk di negara bekas jajahan Inggris tersebut.

Adapun di Timor Leste, Paus baru tiba di Bandara Internasional Presiden Nicolau Lobato, Dili, Senin (9/9/2024) sekitar jam 12.25 WIB. Rencananya hari ini, ia akan memimpin Misa Agung yang dihadiri oleh ratusan ribu jemaah.

Namun demikian di balik gegap gempita tersebut, isu penggusuran menghantui kunjungan Paus di Timor Leste. Sejumlah media asing telah secara spesifik menyoroti persiapan yang dilakukan oleh pemerintah Timor Leste untuk menyambut Paus Fransiskus.

BBC melaporkan bahwa pemerintah telah menggusur sejumlah rumah warga yang berada di lokasi tempat berlangsungnya misa akbar. Ada sekitar 11 keluarga yang terdampak. Selain itu, pemerintah Timor Leste juga mengucurkan dana senilai US$18 juta untuk menyiapkan kunjungan Paus.

Kendati demikian, pemerintah Timor Leste membantah tudingan tersebut. Mereka berdalih bahwa lahan yang ditempati oleh 11 keluarga tersebut merupakan milik negara dan pemerintah sudah menyampaikan rencana pembersihan di wilayah itu sejak tahun lalu.

Misa Kudus di Dili 

Adapun Paus akan memimpin Misa Kudus di Dili, Timor Leste pada Selasa (10/9/2024), yang bakal dihadiri oleh 750 ribu warga. 

Mengutip dari Reuters, Senin (9/9/2024), Misa Kudus tersebut kemungkinan akan mencakup lebih dari separuh populasi Timor Leste yang sebesar 1,3 juta orang. Hal ini karena 96% mayoritas penduduk Timor Leste beragama Katolik.

Paus berusia 87 tahun itu sedang melakukan kunjungan Apostolik selama 12 hari yang terbagi ke empat negara di Asia Tenggara dan Oseania. Sejauh ini, perjalanan tersebut merupakan perjalanan luar negeri terpanjang yang dijalani oleh Paus asal Argentina tersebut. 

Paus Fransiskus tiba di Dili, Timor Leste setelah bertolak dari Papua Nugini. Pada Minggu (8/9/2024), dia juga mengirimkan pasokan medis ke sebuah kota kecil yang terletak di tepi hutan yang lebat, salah satu daerah paling terpencil di dunia.

Kemudian, Paus Fransiskus mendarat di Dili, Timor Leste pada Senin (9/9/2024). Kedatangannya langsung disambut di bandara oleh Presiden Jose Manuel Ramos-Horta dan dua wanita muda berpakaian tradisional, yang memberinya bunga dan tais (selendang tenun).

Melansir Reuters, puluhan ribu orang memadati seluruh blok kota di sekitar bandara. Banyak yang menggunakan payung berhiaskan bendera Vatikan untuk melindungi diri dari sinar matahari langsung.

Pesan Paus dari Papua Nugini 

Sebelum ke Timor Leste, Paus Fransiskus terlebih dahulu mengunjungi  Papua Nugini. Papua Nugini kawasan timur Provinsi Papua di Indonesia. Negara itu merupakan bekas koloni Inggris dan Jerman.

Adapun Paus Fransiskus menyerukan perlakuan lebih baik terhadap pekerja di Papua Nugini, negara yang kaya akan gas, emas, dan sumber daya alam lainnya, yang menjadi target perusahaan internasional.

Paus Fransiskus dalam kunjungan perjalanan apostolik-nya ke empat negara, menuturkan bahwa sumber daya alam Papua Nugini ditakdirkan oleh Tuhan untuk seluruh komunitas. 

"Sekalipun para ahli dari luar dan perusahaan-perusahaan internasional besar harus dilibatkan dalam pemanfaatan sumber daya ini, sudah seharusnya kebutuhan masyarakat setempat diberikan pertimbangan yang semestinya ketika mendistribusikan hasil dan mempekerjakan pekerja, dalam rangka meningkatkan taraf hidup mereka," tuturnya, dikutip dari Reuters, Minggu (8/9/2024). 

Dia mengatakan bahwa sumber daya alam harus dikembangkan secara berkelanjutan, agar kesejahteraan dapat meningkat bagi semua orang. Hal ini dapat dilakukan lewat kerja sama internasional, saling menghormati, dan membuat perjanjian yang menguntungkan semua pihak. 

Selain itu, sebagai rumah bagi ratusan suku, Papua Nugini memiliki sejarah panjang peperangan etnis. Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) serangan kekerasan di tiga desa terpencil pada Juli 2024 diperkirakan menewaskan sedikitnya 26 orang.

Oleh sebab itu, pada Sabtu (7/9) Paus menyerukan harapan khususnya agar kekerasan suku akan berakhir. Ia menghimbau agar setiap orang memiliki rasa bertanggung jawab untuk menghentikan spiral kekerasan, dan beralih pada kerjasama yang bermanfaat. 

Pesan Perdamaian di Indonesia 

Berbeda dengan Papua Nugini, Paus Fransiskus berpesan kepada umat Katolik di Indonesia untuk terus bermimpi dan membangun peradaban yang damai.

Dalam Misa Kudus itu, Kepala Negara Vatikan itu mengutip kembali bacaan Injil yang berisi pesan Yesus kepada muridnya, Petrus. Dalam pesan itu tersirat tantangan kepada Paus pertama itu untuk mengambil risiko.

“Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan,” ungkapnya.

Berdasarkan pesan tersebut, Paus Fransiskus mengimbau umat Katolik di Indonesia agar tidak lelah memperjuangkan perdamaian. 

“Saya juga hendak berkata kepada Anda, kepada bangsa ini, kepada Nusantara yang mengagumkan dan beranekaragam ini: janganlah lelah berlayar dan menebarkan jalamu, janganlah lelah bermimpi dan membangun lagi sebuah peradaban perdamaian! Beranilah selalu untuk mengimpikan persaudaraan!”

Pria bernama asli Jorge Mario Bergoglio ini pun mendorong seluruh umat Katolik untuk menaburkan kasih dan dengan penuh keyakinan menempuh jalan dialog.

Selain itu, dia meminta umatnya untuk terus memperlihatkan kebaikan budi dan hati dengan senyum khas demi persatuan dan perdamaian.

“Dengan demikian, Anda akan menyebarkan aroma harapan di sekeliling Anda,” jelasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper