Bisnis.com, JAKARTA - Paus Fransiskus memimpin misa terbuka yang dihadiri sekitar 35.000 umat di Stadion Sir John Guise, Port Moresby, Papua Nugini, pada Minggu (8/9/2024).
Dalam kunjungan apostolik ini, Paus memberikan pesan dalam misa tersebut untuk mendekatkan umat yang merasa terasing dari Tuhan karena tinggal di wilayah terpencil.
“Hari ini Tuhan ingin mendekat kepadamu, untuk mendobrak jarak,” terang Paus, dikutip dari The Strait Times, Minggu (8/9/2024).
Pejabat yang terlibat dalam penyelenggaraan acara, Jonathan Kassman, mengungkapkan bahwa beberapa orang telah berkumpul sejak dini hari. Hal ini mereka sengaja lakukan agar dapat mengambil bagian dalam misa pagi.
"Anda mendengar kata 'setia'. Pada pukul dua pagi, orang-orang mengantre di luar gerbang, Anda tahu bahwa mereka setia," jelas pejabat yang terlibat dalam penyelenggaraan acara, Jonathan Kassman, dikutip dari The Straits Times, Minggu (8/9/2024).
Terdapat juga salah satu warga seperti Bernard Soari (68) yang melakukan perjalanan dari salah satu pulau terpencil di Papua Nugini ke ibu kota. Ia berharap bahwa pernyataan Paus dapat membawa “lautan perasaan”.
Baca Juga
"Hal itu memperkuat iman kita untuk memahami makna cinta dan rasa hormat terhadap satu sama lain. Kami merasa terhormat atas kunjungan Paus ke tanah kami," terangnya.
Sebagai informasi, lebih dari 90% dari 12 juta penduduk Papua Nugini menyebut diri mereka beragama Kristen, dengan sekitar 25 persen di antaranya beragama Katolik. Meskipun begitu, agama-agama tersebut berdampingan dengan berbagai kepercayaan dan ritual adat lokal.
Paus Fransiskus tiba di Papua Nugini pada 6 September 2024 setelah menyelesaikan kunjungannya di Indonesia. Setelah meninggalkan Papua Nugini pada 9 September, Paus dijadwalkan melanjutkan perjalanan ke Timor Leste dan Singapura, sebagai bagian dari rangkaian tur apostolik di Asia Tenggara.
Mengutip Reuters, kunjungan Paus Fransiskus juga sangat dinanti di Timor Leste, yang mayoritas masyarakatnya beragama katolik. Kunjungan kepausan terakhir ke Dili terjadi pada 1989, ketika Paus Yohanes Paulus II datang ke wilayah yang saat itu diduduki oleh Indonesia.