Bisnis.com, JAKARTA – Ekonom Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) Teguh Dartanto meyakini kunjungan apostolik Paus Fransiskus ke Indonesia menjadi pelajaran terbaik seiring viralnya perilaku hedon di kalangan pemimpin dan pejabat Indonesia.
Menurutnya, kehadiran pemimpin tertinggi gereja katolik pada 3 - 6 September 2024 ini menunjukkan sejumlah nilai keteladanan kepemimpinan yang perlu diterapkan oleh pemimpin saat ini.
Misalnya, laku kesederhanaan, dan kerja keras Paus dalam menyerukan keadilan salah satunya dalam hal ekonomi perlu ditiru dalam kerja nyata.
Apalagi, perilaku flexing yang dilakukan pemimpin atau tokoh masyarakat yang sering terjadi saat ini, mendorong masyarakat berimajinasi untuk meraih kekayaan secara instan. Judi online hingga pinjaman online dianggap solusi instan tetapi menyengsarakan.
“Menurut saya, yang diajarkan oleh Paus adalah kesederhanaan. Mendorong kita lebih memiliki rasa empati. Dan bagaimana pesan kesederhanaan Paus itu tidak mengurangi nilai Paus itu sendiri,” ujarnya melalui rilisnya, Sabtu (7/9/2024).
Di sisi lain, Teguh pun mendorong masyarakat memiliki kewajiban moral untuk menekan kesenjangan. Dia mencontohkan, di tataran perusahaan besar biasanya mengenal konsep corporate social responsibility (CSR). Bagi masyarakat umum dapat mengimplementasikan individual social responsibility.
Baca Juga
“Bagaimana kita bersama-sama mengentaskan kemiskinan atau mengurangi ketimpangan. Salah satunya misalnya kalau kita punya yang namanya asisten rumah tangga kalau punya anak, kitab isa bantu sekolahkan. Menurut saya ini penting,” ucapnya.
Dia pun menambahkan, isu ketimpangan juga menjadi relevan untuk diperjuangkan bersama oleh masyarakat kampus. Yakni dengan memberikan kesempatan yang setara dalam hal pendidikan berkualitas bagi seluruh anak bangsa.
Hal ini, kata dia, adalah pelajaran bagi pihaknya di FEB UI agar spirit yang disampaikan oleh Paus Fransiskus benar- benar berdampak secara langsung.
“Memberikan pendidikan berkualitas setara kepada seluruh bangsa. Menurut saya universitas-universitas negeri dan swasta juga harus memberikan kebijakan afirmasi kepada masyarakat miskin dan juga dari kelompok marginal,” pungkas Teguh.