Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Elon Musk Gaungkan Tagar #FreePavel untuk Bela CEO Telegram yang Ditangkap

Elon Musk bela CEO Telegram Pavel Durov yang ditangkap di Bandara Paris pada Sabtu (25/8/2024).
Chief Executive Officer Tesla Elon Musk masuk ke dalam mobil Tesla saat meninggalkan sebuah hotel di Beijing, Cina 31 Mei 2023. REUTERS/Tingshu Wang/File Foto
Chief Executive Officer Tesla Elon Musk masuk ke dalam mobil Tesla saat meninggalkan sebuah hotel di Beijing, Cina 31 Mei 2023. REUTERS/Tingshu Wang/File Foto

Bisnis.com, JAKARTA - Elon Musk ikut bereaksi terhadap penangkapan CEO Telegram Pavel Durov pada Sabtu (25/8/2024).

Melalui akun Twitternya, Musk mengkritik hukum dan kebijakan Eropa terhadap kebebasan berpendapat.

Orang terkaya di dunia itu juga ikut menyindir sesama miliarder media sosial Mark Zuckerberg yang menyerah pada “tekanan sensor.”

Musk kemudian menulis “#FreePavel” pada X, beberapa jam setelah Pavel ditangkap di bandara Le Bourget, yang dilaporkan atas tuduhan bahwa ia membiarkan aktivitas kriminal berkembang di aplikasi perpesanan terenkripsi miliknya.

Ia juga turut membagikan klip Durov yang memuji X karena menggembar-gemborkan inovasi dan kebebasan berbicara.

“Karena dia (Zuckerberg) sudah menyerah pada tekanan sensor. Instagram mempunyai masalah eksploitasi anak yang sangat besar, namun Zuck tidak ditahan karena ia menyensor kebebasan berpendapat dan memberi pemerintah akses pintu belakang ke data pengguna,” tulis Musk menyindir CEO META, dikutip dari NYPost.

Diketahui, Durov, adalah pendiri situs jejaring sosial VK (VKontakte) dan aplikasi perpesanan Telegram.

Dia membuat Telegram pada tahun 2013 bersama saudaranya Nikolai, tetapi meninggalkan Rusia pada tahun 2014 setelah dia menolak menyerahkan data pengguna terenkripsi kepada pejabat Rusia atau membungkam komunitas yang menentang pemerintah.

Setelah penangkapannya ini, Telegram mengeluarkan pernyataan di platformnya dan pada media sosial X, mengatakan bahwa perusahaan yang berbasis di Dubai mematuhi hukum Eropa, termasuk Undang-Undang Layanan Digital, dan bahwa Durov tidak menyembunyikan apa pun.

“Tidak masuk akal untuk mengklaim bahwa suatu platform atau pemiliknya bertanggung jawab atas penyalahgunaan platform tersebut. Kami sedang menunggu penyelesaian segera atas situasi ini,” demikian kutipan pernyataan tersebut, dilansir dari Guardian.

Telegram juga menyebutkan bahwa hampir satu miliar penggunanya di seluruh dunia menggunakan aplikasi perpesanan ini sebagai alat komunikasi dan sumber informasi penting.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper