Bisnis.com, JAKARTA --Meta Platforms Inc. meminta maaf kepada Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim karena telah menghapus postingannya Anwar terkait pimpinan politik Hamas yang terbunuh bulan lalu.
Padahal saat itu, Anwar Ibrahim mengunggah hal tersebut karena di platformnya yang memberikan penghormatan kepada seorang pemimpin politik Hamas yang terbunuh bulan lalu.
“Kami minta maaf atas kesalahan operasional yang menyebabkan konten dari Halaman Facebook dan Instagram Perdana Menteri dihapus, dan konten tersebut telah dipulihkan dengan label berita yang benar,” kata juru bicara Meta dikutip dari Bloomberg, Rabu (7/8/2024).
Live rapat umum yang dihadiri Anwar pada 4 Agustus juga sempat dihentikan karena adanya keluhan hak kekayaan intelektual terkait musik. Saat itu, Anwar juga berbicara tentang pro-Palestina di rapat umum, tepatnya di Kuala Lumpur yang dihadiri ribuan orang.
Pejabat pemerintah Malaysia bertemu dengan perwakilan Meta pada hari Senin dan kemudian mengeluarkan surat yang menyebut aksi menghapus unggahan merupakan tindakan diskriminatif, tidak adil, dan penindasan secara terang-terangan terhadap kebebasan berekspresi.
"Itu juga dianggap sebagai penghinaan terhadap perjuangan sah rakyat Palestina dalam mengejar keadilan dan hak asasi manusia," kata pemerintah, menuntut permintaan maaf publik.
Baca Juga
Ismail Haniyeh, 60 tahun, berdomisili di Qatar dan menjadi narasumber tentang aksi gencatan senjata antara Israel dan Hamas. Haniyeh tewas di Teheran pada bulan Juli.
Iran menyalahkan Israel atas serangan itu. Israel belum mengonfirmasi atau membantah bertanggung jawab. Atas kondisi tersebut, Malaysia tidak mengakui Israel sebagai negara berdaulat dan kedua negara tidak memiliki hubungan diplomatik.
Anwar bertemu dengan delegasi Hamas yang dipimpin oleh Haniyeh selama kunjungan ke Qatar pada bulan Mei untuk menunjukkan dukungan bagi kelompok yang telah ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh AS.