Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rudal Hantam Pangkalan Militer di Irak, 5 Tentara AS Terluka

Sebanyak 5 tentara Amerika Serikat (AS) terluka akibat serangan terhadap salah satu pangkalan militer di Irak pada Senin (5/8/2024).
Tentara AS terlihat dalam upacara serah terima pangkalan militer Taji dari pasukan koalisi pimpinan AS kepada pasukan keamanan Irak, di pangkalan di utara Baghdad, Irak, 23 Agustus 2020./Reuters -Thaier Al-Sudani
Tentara AS terlihat dalam upacara serah terima pangkalan militer Taji dari pasukan koalisi pimpinan AS kepada pasukan keamanan Irak, di pangkalan di utara Baghdad, Irak, 23 Agustus 2020./Reuters -Thaier Al-Sudani

Bisnis.com, JAKARTA – Lima tentara Amerika Serikat (AS) terluka akibat serangan terhadap salah satu pangkalan militer di Irak pada Senin (5/8/2024), di tengah risiko serangan Iran dan sekutunya menyusul pembunuhan anggota senior kelompok militan Hamas dan Hizbullah pekan lalu.

Melansir Reuters, sumber keamanan Irak mengatakan dua roket Katyusha ditembakkan ke pangkalan udara al Asad di Irak barat. Salah satu sumber keamanan tersebut mengatakan bahwa roket-roket tersebut jatuh di dalam pangkalan.

Belum diketahui apakah serangan tersebut terkait dengan ancaman Iran untuk membalas pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh.

Para pejabat AS yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan bahwa salah satu warga AS yang terluka berada dalam kondisi. Jumlah korban tersebut didasarkan pada laporan awal yang masih bisa berubah.

"Personel pangkalan sedang melakukan penilaian kerusakan pasca-serangan," tambah salah satu pejabat kepada Reuters, dikutip Selasa (6/8/2024).

Ismail Haniyeh dibunuh di ibu kota Iran, Teheran, pekan lalu, yang memicu ancaman balas dendam dari Iran terhadap Israel. Iran menyalahkan Israel atas pembunuhan tersebut, namun Israel tidak mengaku bertanggung jawab.

Selain itu, komandan militer senior kelompok Hizbullah Lebanon, Fuad Shukr, juga terbunuh oleh Israel di Beirut pekan lalu. Tewasnya dua tokoh ini memicu kekhawatiran bahwa konflik di Gaza akan berubah menjadi perang Timur Tengah yang lebih luas.

Iran mengatakan bahwa AS memikul tanggung jawab atas pembunuhan Haniyeh karena dukungannya terhadap Israel.

Melalui panggilan telepon, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin dan Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant sepakat bahwa serangan tersebut menandai eskalasi yang berbahaya.

Pekan lalu AS melakukan serangan di Irak terhadap individu-individu yang menurut para pejabat AS adalah para militan yang bersiap-siap meluncurkan pesawat tak berawak dan menjadi ancaman bagi pasukan AS dan koalisi.

AS mengamati apakah Iran akan memenuhi janjinya untuk menanggapi pembunuhan Haniyeh dua hari yang lalu di Teheran. Pentagon mengatakan akan mengerahkan jet-jet tempur tambahan dan kapal-kapal perang Angkatan Laut ke Timur Tengah untuk meningkatkan pertahanan menyusul ancaman dari Iran dan sekutunya, Hamas dan Hizbullah.

Sebagai sekutu bagi AS dan Iran, Irak menampung 2.500 tentara AS dan memiliki milisi yang didukung Iran yang terkait dengan pasukan keamanannya. Negara ini telah menyaksikan peningkatan serangan saling balas sejak perang Israel-Hamas meletus pada bulan Oktober.

Irak menginginkan pasukan dari koalisi militer pimpinan AS untuk mulai menarik diri pada September dan secara resmi mengakhiri tugas koalisi pada September 2025. Sejumlah kecil pasukan AS kemungkinan besar akan tetap berada di Irak dalam kapasitas sebagai penasihat yang baru dinegosiasikan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper