Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mimpi Jokowi Rayakan HUT RI di IKN dan Setumpuk Masalahnya

Realisasi rencana Jokowi merayakan HUT ke-79 Kemerdekaan RI menjadi pertaruhan di tengah sejumlah kendala proyek infrastruktur di IKN
Akbar Evandio, Alifian Asmaaysi, Lorenzo Anugrah Mahardhika
Selasa, 30 Juli 2024 | 07:30
Suasana senja di Ibu Kota Negara di penghujung Juli 2024./Bisnis - Akbar.
Suasana senja di Ibu Kota Negara di penghujung Juli 2024./Bisnis - Akbar.

Investasi IKN Mandek

Progres pemenuhan kebutuhan investasi di IKN yang terkesan mandek terus berpolemik. Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (Investasi/BKPM), Bahlil Lahadalia, menyatakan penanaman modal asing (PMA) atau investasi asing baru akan masuk ke IKN usai Presiden Jokowi rampung menjabat.

Bahlil menjelaskan, investor asing dipastikan bakal masuk usai pembangunan infrastruktur dasar tahap pertama rampung dilaksanakan pada September 2024. 

“Konstruksi [investasi asing] saya pikir di atas bulan Oktober, karena kan sekarang infrastruktur dasarnya yang kita akan bangun dulu kan. Kemarin Pak Basuki menyampaikan bahwa infrastruktur dasarnya ini rata-rata akan sesai di bulan September, Oktober, November,” kata Bahlil saat ditemui di Kantor Kementerian Investasi/BKPM, Jakarta, Senin (29/7/2024).

Bahlil menegaskan, hal itu dilakukan sejalan dengan komitmen pemerintah untuk mengutamakan minat investasi penanam modal dalam negeri (PMDN) di IKN.

Menurutnya, apabila investasi dari para investor lokal sudah mulai subur di IKN, barulah pemerintah bakal mengebut realisasi investasi asing di megaproyek senilai Rp466 triliun tersebut.

“Saya jujur mengatakan di klaster pertama kita fokuskan ke PMDN, klaster kedua baru masuk asing,” ujarnya.

Kendati demikian, Bahlil memastikan telah terdapat sejumlah perusahaan asing yang mengantre hendak investasi di IKN. Namun, dia masih enggan menjelaskan lebih detil terkait asal negara para calon investor asing tersebut. Dia hanya menyebut perusahaan asing tersebut berasal dari Kawasan Eropa, Asia, dan beberapa negara Asia Tenggara.

“Saya tak sebut Negara, yang jelas Eropa ada, Kawasan Asia ada, Asean ada,” pungkasnya. 

Halaman
  1. 1
  2. 2

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper