Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Polisi Prancis Selidiki Ancaman Pembunuhan Terhadap Atlet Israel di Olimpiade Paris

Polisi Prancis membuka penyelidikan atas ancaman pembunuhan yang diterima oleh tiga atlet Israel di Olimpiade Paris
Ilustrasi-Olimpiade Paris 2024/REUTERS/Benoit Tessier
Ilustrasi-Olimpiade Paris 2024/REUTERS/Benoit Tessier

Bisnis.com, JAKARTA - Polisi Prancis membuka penyelidikan atas ancaman pembunuhan yang diterima oleh tiga atlet Israel di Olimpiade Paris.

Petugas antikejahatan dunia maya juga sedang menyelidiki perilisan data pribadi atlet di media sosial pada Jumat dan berupaya menghapusnya.

Dalam sebuah pernyataan pada Kamis (25/7/2024), Direktorat Siber Nasional Israel mengatakan bahwa setelah penyelidikan, disimpulkan bahwa peretas Iran membuat saluran media sosial untuk menerbitkan informasi pribadi tentang anggota delegasi Israel dan mengirim pesan-pesan yang mengancam.

Pada hari yang sama, menteri luar negeri Israel memperingatkan Prancis tentang potensi rencana yang didukung Iran untuk menargetkan atlet dan turis Israel selama Olimpiade Paris.

Para pejabat mengatakan atlet Israel di Olimpiade dikawal ke dan dari tempat pertandingan oleh unit taktis elite dan diberi perlindungan 24 jam selama Olimpiade. Dinas keamanan internal Israel, Shin Bet, membantu pengamanan.

"Dukungan penuh terhadap tindakan yang diambil oleh otoritas Prancis. Ini mengirimkan pesan penting kepada individu dan organisasi yang mencoba mengancam atlet," kata sumber diplomatik Israel, dilansir dari Reuters, Senin (29/7/2024).

Diberitakan sebelumnya kebijakan Komite Olahraga Internasional (IOC) menuai kritik karena menerapkan standard ganda di Olimpiade Paris 2024 tentang Israel dan Rusia terus bermunculan.

IOC mencekal keikutsertaan atlet Rusia dan Belarusia dalam gelaran pesta olahraga terakbar di dunia, Olimpiade Paris 2024.

Rusia dan Belarusia dilarang tampil di Olimpiade 2024 karena keterlibatan dalam serangan ke wilayah Ukraina pada 24 Februari 2022.

IOC berkilah bahwa Rusia dan Belarusia dianggap sudah melanggar poin tertentu dari Piagam Olimpiade yakni pengambilalihan Badan Olimpiade Regional Ukraina oleh Komite Olimpiade Rusia lewat invasi.

Kesalahan yang dilakukan Rusia tak hanya itu saja. Pada 2020 Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS) menjatuhi sanksi Komite Olimpiade Rusia (ROC) karena menjalankan program doping yang didukung negara.

Karena pelanggaran itu, nama dan bendera Rusia dilarang dipakai di Olimpiade Tokyo 2020. Sebagai gantinya, kontingen itu disebut ROC sepanjang gelaran, dengan simbol federasi menggantikan bendera.

Pun demikian pada Olimpiade Paris 2024, atlet Rusia dan Belarusia boleh ikut berlaga namun tidak dengan identitas kedua negara tersebut. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper