Bisnis.com, JAKARTA — Kelompok Hizbullah angkat bicara mengenai serangan Israel ke gerakan Houthi di Yaman pada Sabtu (20/7/2024).
Hizbullah, kelompok yang ada di Lebanon, menganggap serangan Israel tersebut sebagai langkah ceroboh. Sebab, serangan Israel ke Provinsi Al Hudaydah di Yaman itu dinilai menjadi sinyal dimulainya fase konfrontasi baru dan berbahaya di tingkat regional.
"Agresi Zionis terhadap Yaman, dengan perlindungan dan dukungan penuh Amerika, adalah kelanjutan dari agresi AS-Inggris terhadap Yaman," kata kelompok Lebanon tersebut, Sabtu (20/7/2024).
Hizbullah pun menegaskan dukungannya terhadap rakyat Yaman dalam mempertahankan diri, kedaulatan, dan sikap heroik serta historis bersama Palestina.
Saluran Al-Masirah, yang berafiliasi dengan Houthi, sebelumnya melaporkan jumlah korban jiwa akibat serangan udara Israel di Pelabuhan Al Hudaydah.
Serangan itu menargetkan fasilitas penyimpanan minyak di pelabuhan, serta pembangkit listrik di provinsi tersebut.
Baca Juga
Serangan itu adalah respons langsung pertama Israel terhadap serangan Houthi baru-baru ini.
Serangan udara Israel terjadi setelah serangan pesawat tak berawak dari kelompok Houthi ke Tel Aviv pada Jumat (19/7/2024) pagi. Serangan tersebut menyebabkan tewasnya seorang warga Israel dan melukai sembilan orang lainnya.
Kekhawatiran akan terjadinya perang besar-besaran antara Israel dan Hizbullah kian berkembang, di tengah aksi saling serang antara keduanya di lintas perbatasan.
Eskalasi tersebut terjadi setelah serangan mematikan oleh Israel di Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 38.900 korban sejak Oktober, menyusul serangan dari kelompok perlawanan Hamas Palestina.