Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Utusan AS Temui Menlu Lebanon, Bahas Penyelesaian Konflik Israel-Hizbullah

Pihak AS telah merilis rincian pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Lebanon Abdallah Bou Habib di New York.
Asap memenuhi udara akibat kebakaran hebat yang dipicu oleh roket yang diluncurkan dari Lebanon oleh kelompok militan Hizbullah membakar lokasi yang disebut sebagai Kiryat Shmona, Israel, dekat perbatasan dengan Lebanon, Senin (3/6/2024)/Reuters
Asap memenuhi udara akibat kebakaran hebat yang dipicu oleh roket yang diluncurkan dari Lebanon oleh kelompok militan Hizbullah membakar lokasi yang disebut sebagai Kiryat Shmona, Israel, dekat perbatasan dengan Lebanon, Senin (3/6/2024)/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Linda Thomas-Greenfield telah merilis rincian pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Lebanon Abdallah Bou Habib di New York. 

Juru Bicara Thomas-Greenfield menyatakan bahwa dalam pertemuan itu keduanya membahas pentingnya untuk melakukan de-eskalasi antara Israel dan Lebanon. 

"Mereka membahas perlunya de-eskalasi di sepanjang Garis Biru sehingga para pengungsi di Lebanon dan Israel dapat kembali ke rumah mereka," katanya, dilansir Al-Jazeera, pada Rabu (17/7/2024). 

Selain itu, jubir itu juga mengatakan bahwa meski AS telah mengakhiri pendanaan ke UNRWA (Badan PBB untuk pengungsi Palestina) termasuk Lebanon, Thomas-Greenfield menyatakan dukungannya kepada Lebanon untuk menampung para pengungsi. 

Lebanon merupakan rumah bagi pengungsi terbanyak dibandingkan dengan jumlah populasinya di dunia dengan sekitar 1,5 juta warga Suriah dan sekitar 270.000 warga Palestina yang tinggal di negara tersebut.

Adapun Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres sudah menyatakan kekhawatirannya yang kian meningkat konflik mematikan antara militer Israel dan pejuang Hizbullah Lebanon.

Pasukan penjaga perdamaian PBB tengah berupaya menenangkan situasi dan mencegah salah perhitungan, setelah kedua pihak meningkatkan serangan dan kemungkinan terjadinya konflik skala penuh. 

Lebanon Selatan, lokasi untuk memantau permusuhan di sepanjang garis demarkasi antara Lebanon dan Israel, yang dikenal sebagai Garis Biru.

“Dunia harus mengatakan dengan lantang dan jelas bahwa de-eskalasi segera tidak hanya mungkin, tetapi juga penting. Tidak ada solusi militer," ujar Guterres. 

Seperti diketahui, Hizbullah telah menembakkan roket dan pesawat nirawak ke Israel sejak melancarkan perang di Gaza Oktober lalu. 

Sementara, Israel menanggapinya dengan serangan udara mematikan dan tembakan artileri berat. Ratusan orang tewas dan puluhan ribu orang mengungsi di sepanjang perbatasan.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Yoav Gallant sebelumnya telah berjanji untuk mengubah Beirut, Lebanon menjadi seperti Gaza, Palestina. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Erta Darwati
Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper