Bisnis.com, JAKARTA — Jemaah An-Nadzir melaksanakan salat Hari Raya Iduladha di Masjid Baitul Muqaddis Pondok An-Nadzir, Kampung Mawang, Kelurahan Romang Lompoa, Kecamatan Bontomarannu, di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Minggu (16/6/2024).
Salat Hari Raya Iduladha 1445 hijriah Jemaah An-Nadzir itu sehari lebih awal dari penetapan pemerintah yang ditetapkan pada Senin (17/6/2024).
"Sehari sebelumnya telah kami tetapkan 10 Dzulhijjah itu jatuh pada hari ini berdasarkan hasil isbath kami," kata Pimpinan Jemaah An-Nadzir Gowa, Ustadz Samiruddin Pademmui usai salat Id, seperti dilansir Antara.
Samiruddin menjelaskan, Jemaah An-Nadzir memiliki metode dalam penentuan 1 Ramadan, 1 Syawal dan 10 Dzulhijjah. Khusus penetapan 10 Dzulhijjah 1445 H/2024 M, lanjut dia, Jemaah An-Nadzir Gowa telah memutuskan jatuh pada hari ini setelah memantau bulan dan tanda-tanda alam.
"Jemaah An-Nadzir memiliki metodologi yang diajarkan oleh guru dan imam dalam hal melihat bulan," katanya.
Selain itu, sambung Samiruddin metode tersebut dipadukan dengan dukungan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi aplikasi ternyata datanya cukup akurat dan valid.
Baca Juga
Kendati lebih awal berlebaran, dia tetap mengimbau jemaahnya untuk saling menghormati keyakinan masing-masing dan menghargai perbedaan dalam penentuan 10 Dzulhijjah 1445 H/2024 M.
"Mari menghargai perbedaan, yang jelas tujuan kita satu dengan memaknai Hari Raya Kurban ini dengan menumbuhkan sikap solidaritas sosial dan membuang sifat-sifat kebinatangan kita," katanya.
Berdasarkan catatan Bisnis, Jemaah An-Nadzir juga merayakan Lebaran atau Idulfitri 1445 Hijriah lebih awal yakni pada Selasa (9/4/2024).
Dilansir Antara, Jemaaj An-Nadzir melaksanakan salat Idulfitri 1445 H di pelataran Masjid Al Muqaddis, Kampung Butta Ejayya, Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.
Salat Id tersebut berlangsung pukul 07.15 Wita yang dipimpin oleh pimpinan An-Nadzir, Samiruddin Pademmui, selaku imam sekaligus khatib. Prosesi ibadah juga dijaga aparat keamanan dari TNI/Polri agar berlangsung aman.
Jemaah laki-laki berada di pelataran masjid dengan menggunakan pakaian gamis dibalut sorban, sedangkan Jemaaj perempuan di dalam masjid dengan mengenakan pakaian berwarna hitam dengan cadar menutupi wajahnya.