Bisnis.com, JAKARTA - Jamaah An Nadzir memutuskan untuk merayakan hari raya Idulfitri 1445 H pada hari ini, Selasa (9/4/2024). Para Jamaah mengenggelar salat Idulfitri di Kampung Butta Ejayya, Gowa, Sulawesi Selatan.
Seperti dikutip dari Antara, jamaah An Nadzir memutuskan 1 Syawal 1445 H jatuh pada hari ini setelah melihat terjadinya fenomena gerhana matahari total di Benua Amerika Utara.
Seperti diketahui, gerhana matahari total, atau yang dikenal sebagai 'Gerhana Matahari Besar Amerika Utara' terjadi di 13 wilayah negara bagian Amerika Serikat dan Amerika Latin pada Senin (8/4) waktu setempat.
Gerhana matahari dapat disaksikan di Meksiko, Amerika Serikat, dan Kanada. Mereka yang berada di jalur totalitas (path of totality) saat gerhana terjadi, dapat melihat matahari tertutup total oleh bulan selama 3 sampai 4 menit.
Beberapa video memperlihatkan langit menjadi gelap meski masih siang hari. Adapun mereka yang berada di luar jalur tersebut, masih dapat melihat sebagian matahari tertutup oleh bulan.
Atas fenomena alam itu membuat jamaah An Nadzir menetapkan 1 Syawal 1445 H pada hari ini. Menurut mereka, gerhana tersebut menandai datangnya bulan baru.
Baca Juga
Para jamaah pun melakukan salat Idulfitri dengan khusuk, lihat foto berikut ini:
Apakah itu Jamaah An Nadzir?
Seperti dikutip dalam jurnal Jamaah An-Nadzir: Memahami Dinamika Komunitas Agama Minoritas di Sulawesi Selatan, Indonesia, adalah salah satu gerakan yang berkembang di Sulawesi Selatan dengan menentukan cara mereka berpakaian, waktu salat, gerakan salat, dan lain-lain secara sendiri.
Gerakan ini berbeda dengan masyakat Islam pada umumnya. Ketika suatu komunitas kecil berbeda dengan komunitas mayoritas, maka mereka akan distigma dan dinilai secara negatif (Alfian & Halim, 2022).
Jamaah An-Nadzir mulai dikenal oleh masyarakat umum ketika mereka melakukan hijrah atau migrasi dari Kabupaten Luwu menuju Kabupaten Gowa pada 2006. Mereka hijrah karena mendapat penetrasi dari kalangan masyarakat dan pemerintah di Kabupaten Luwu.
Sejak di Kabupaten Gowa gerakan ini diterima dengan mudah bahkan sampai sekarang masih tetap eksis sebagai gerakan keagamaan dengan ciri khas mereka.
Sebagian masyarakat Gowa menganggap bahwa cara mereka mengekspresikan keagamaannya berbeda dengan umat Islam mayoritas tetapi mereka tetap diterima di wilayah Mawang, Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa.