Bisnis.com, JAKARTA - Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz al-Saud mengundang 1.000 anggota keluarga warga Palestina untuk menunaikan ibadah haji pada tahun ini.
Saudi Press Agency melaporkan bahwa Raja Salman mengeluarkan perintah untuk undangan haji ke warga Palestina tersebut, pada Minggu (9/6/2024).
Senada dengan itu, Arab News menyatakan bahwa 1.000 orang yang diundang berhaji tersebut merupakan anggota keluarga dari warga Palestina yang tewas dan terluka akibat serangan Israel ke Gaza selama ini.
Adapun perintah serupa juga muncul pada Mei lalu, yang juga mengundang 1.000 anggota keluarga warga Palestina, yang menjadi korban genosida di Gaza.
Dengan demikian, total jumlah warga Palestina yang ditampung dan diundang oleh Kerajaan Arab Saudi untuk menunaikan ibadah haji pada tahun ini menjadi 2.000 orang.
Perlu diketahui, kebijakan tersebut merupakan bagian dari Program Tamu Dua Masjid Suci untuk Haji dan Umrah yang diawasi oleh Kementerian Islam, Dakwah, dan Bimbingan.
Baca Juga
Program ini dimulai sejak 26 tahun lalu, dan terdapat lebih dari 60.000 jemaah yang telah diundang dalam program tersebut.
Menteri Urusan Islam, Dakwah, dan Bimbingan Abdullatif bin Abdulaziz Al Al-Sheikhb mengatakan bahwa perintah tersebut mencerminkan kepedulian kepemimpinan Arab Saudi terhadap umat Islam di seluruh dunia.
Selain itu, program ini juga dinilainya sebagai upaya untuk memperkuat persatuan dan persaudaraan di antara umat Islam.
Kemudian, dia memuji atas sikap mulia kerajaan Arab Saudi, yang mencerminkan kepedulian yang tiada henti terhadap rakyat Palestina dan menunjukkan dukungan Kerajaan Arab Saudi yang tidak tergoyahkan terhadap perjuangan Palestina di semua tingkatan.
Dia menyatakan bahwa tuan rumah Arab Saudi yang luar biasa menurutnya, telah meringankan kesulitan yang dihadapi rakyat Palestina di Gaza.
Selain itu, dia juga menekankan bahwa tindakan kemanusiaan ini sudah tidak asing lagi bagi Kerajaan Arab Saudi, yang telah berdiri bersama rakyat Palestina sejak era mendiang Raja Abdulaziz hingga era Penjaga Dua Masjid Suci dan Putra Mahkota saat ini.
Menteri itu mengungkap bahwa hal ini mencerminkan keprihatinan mereka terhadap isu-isu negara Islam pada umumnya dan perjuangan Palestina pada khususnya.