Bisnis.com, JAKARTA - Selama satu minggu terakhir, Jokowi dan Gibran kompak membuat geger media sosial dengan manuver yang dilakukan.
Pertama Jokowi. Orang no.1 di Indonesia tersebut telah menandatangani Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 21 Tahun 2024 tentang Perubahan PP Nomor 25 Tahun 2020 mengenai Penyelenggaraan Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera).
Tapera akan "memaksa" pengusaha dan pekerja untuk membayar iuran setiap bulannya. Iuran sebesar 3% akan ditanggung oleh perusahaan sebanyak 0,5% dan pekerja 2,5%.
Berbagai gelombang protes pun dilakukan, baik oleh buruh ataupun pengusaha di Indonesia. Tapera dianggap sebagai kebijakan yang mengada-ada.
Bukan hanya itu, Tapera juga dianggap tidak masuk akal jika dihubungkan dengan usia masyarakat untuk memiliki rumah.
Sebagaimana diketahui, Tapera baru akan bisa dirasakan manfaatnya saat pegawai berusia 58 tahun.
Baca Juga
Padahal, rata-rata orang Indonesia membutuhkan rumah saat berusia 20,30 dan 40 tahun.
Menurut Presiden Partai Buruh dan KSPI Said Iqbal, seperti dilansir dari perbincangan yang viral di YouTube, pemerintah tidak seharusnya ikut campur atas uang gaji yang didapatkan pekerja dengan susah payah.
Apalagi, pemerintah sendiri tidak ikut membayar iuran yang mereka sebut dengan "Tabungan Perumahan Rakyat" ini. Saat ini, Tapera berstatus ditunda.
"Gebrakan" Gibran
Sementara Wapres Terpilih Gibran Rakabuming Raka disorot setelah membagikan buku bergambar Jan Ethes
Anak sulung Presiden Joko Widodo itu dikabarkan membagikan buku tulis dengan sampul bergambar anaknya, Jan Ethes kepada siswa SDN Margorejo VI, Surabaya pada Kamis (6/6/2024).
Di Twitter, netizen heboh lantaran Gibran dianggap sudah membangun elektabilitas Jan Ethes untuk pemerintahan di masa depan.
Pegiat medsos, Jhon Sitorus, bahkan menulis bahwa Gibran telah mewariskan dinasti ke anak-anaknya sejak kecil.
"Bahkan, warisan dinasti itu sudah diwariskan sejak dini kepada anak2nya Kampanye gratis sejak kecil, besarnya akan jadi pewaris kakek dan ayah," tulis Jhon Sitorus.