Bisnis.com, JAKARTA - Aksi gerakan membagikan slogan "All Eyes on Rafah" terus menggema di media sosial pada beberapa hari terakhir.
All Eyes on Rafah merupakan gerakan dunia maya untuk mendukung penduduk Palestina, yang menjadi korban kebringasan tentara Israel.
Rafah yang menjadi tempat mengungsi jutaan warga Palestina, tiba-tiba mendapat serangan brutal. Akibatnya banyak orang dewasa, wanita hamil, hingga anak-anak tewas.
Arti All Eyes on Rafah sejatinya diartikan sebagai "semua mata tertuju pada Rafah." Diharapkan orang-orang di dunia membantu memberikan dukungan terhadap Palestina dengan fokus pada Rafah.
Ternyata, slogan "All Eyes on Rafah" muncul karena komentar Rick Peeperkorn.
“Semua mata tertuju pada Rafah,” kata Peeperkorn, menggambarkan ketegangan di kota tersebut, yang nasibnya mungkin ditentukan oleh keberhasilan atau kegagalan perundingan yang dimediasi oleh Mesir, AS, dan Qatar mengenai kemungkinan kesepakatan gencatan senjata, termasuk pembebasan sisa sandera Israel oleh Hamas-bersamaan dengan pembebasan tahanan Palestina yang dipenjara oleh Israel.
Baca Juga
“Kami semua menonton berita dan mendapat cerita tentang kemungkinan serangan ini. Aktivitas militer semakin dekat,” ucapnya dikutip dari healthpolicy-watch.news, yang diunggah pada Februari 2024.
Siapa Rick Peeperkorn yang munculkan slogan "All Eyes on Rafah" di media sosial saat ini?
Sosok Rick Peeperkorn
Rick Peeperkorn merupakan direktur Kantor Wilayah Pendudukan Palestina di Organisasi Kesehatan Dunia.
Ia pada bulan Februari lalu mengatakan "All Eyes On Rafah", setelah Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu memerintahkan dibuatnya rencana evakuasi ke kota tersebut.
Netanyahu bersikukuh mengatakan bahwa Hamas masih bersembunyi dan harus dilenyapkan. Di mana Netanyahu percaya bahwa Hamas saat ini berlindung di dinding terakhir Palestina, yakni Rafah.
Melansir situs WHO, Richard Peeperkorn merupakan perwakilan WHO di kantor WHO untuk Tepi Barat dan Gaza.
Dia tersebut telah bekerja selama lebih dari 30 tahun di bidang Kesehatan Masyarakat internasional di Afrika, Asia, dan Eropa. Ia pun memiliki pengalaman luas dalam penguatan sistem kesehatan, reformasi sektor, layanan kesehatan primer dan rujukan, penyakit menular dan tidak menular, HIV-AIDS, hingga dukungan kemanusiaan.
Diketahui, Peeperkorn merupakan warga negara Belanda yang memperoleh gelar MD dari University of Amsterdam (1986) dan memperoleh gelar MPH dari Johns Hopkins University-School of Public Health (1992).