Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky akan hadir dalam pertemuan G7 pada 13 Juni 2024 di Italia Selatan. Dia menagih janji negara-negara sekutu dalam menyediakan senjata jarak jauh yang memungkinkan pasukannya menyerang Rusia dalam perbatasannya.
Hal ini diungkapkan oleh sumber yang mengetahui permasalahan tersebut. Adapun, kemunculan Zelensky ini akan menjadi tahun kedua berturut-turut di pertemuan G7.
Sebelumnya, dia mengikuti pertemuan tahunan para pemimpin dari Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Inggris, AS, dan Uni Eropa.
Pada tahun ini, taruhannya akan menjadi lebih tinggi, setelah Kongres Amerika Serikat (AS) menyetujui bantuan baru sebesar US$61 miliar atau sekitar Rp982 triliun untuk Ukraina, namun ada keraguan besar apakah mereka akan melakukannya lagi setelah tahap terakhir habis.
Zelensky mendesak Barat mengirim senjata jarak jauh yang memungkinkan pasukannya menyerang sasaran di dalam wilayah Rusia. Pejabat Barat khawatir hal ini akan membuat Rusia marah dan memicu serangan terhadap negara-negara NATO.
Adapun, Ukraina telah meningkatkan serangannya terhadap infrastruktur energi Rusia meskipun ada kegelisahan dari AS dan sekutu lainnya.
Baca Juga
“Mereka ingin Ukraina menang dengan cara yang tidak membuat Rusia kalah,” jelas Zelensky kepada wartawan pekan lalu, seperti dikutip dari Bloomberg pada Jumat (24/5/2024).
Menurutnya, hal tersebut akan menimbulkan kerugian dengan konsekuensi dan geopolitik yang tidak dapat diprediksi.
Kemudian, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mendesak Biden untuk mengizinkan Ukraina menggunakan senjata dan amunisi AS untuk menargetkan lokasi peluncuran rudal dan artileri Rusia di seberang perbatasan.
Pandangan tersebut juga mendapatkan banyak pendukung dari luar pemerintah. Contohnya, pada 19 Mei 2024, mantan Wakil Menteri Luar Negeri AS Victoria Nuland mengatakan bahwa target seperti itu seharusnya menjadi “permainan yang adil.”
Nuland, dalam acara This Week with George Stephanopoulos di ABC News, berpendapat bahwa sudah waktunya untuk melakukan langkah tersebut, lantaran Rusia jelas-jelas telah meningkatkan perang ini.
“Ini adalah waktunya untuk memberi Ukraina lebih banyak bantuan untuk menghantam pangkalan-pangkalan di dalam Rusia,” jelasnya.