Bisnis.com, BADUNG - World Water Forum ke-10 bakal jadi perhelatan internasional terakhir di era Presiden Joko Widodo (Jokowi) setelah sebelumnya sukses dengan G20 di 2022, dan KTT Asean pada 2023. Sebagai Tuan Rumah World Water Forum ke-10, Indonesia telah makin menunjukkan kapasitas diplomasinya di kancah global.
Direktur Jenderal Kerja Sama Multilateral, Kementerian Luar Negeri, Tri Tharyat menceritakan bahwa Indonesia mendapat suara mayoritas dari berbagai negara untuk menjadi tuan rumah pada World Water Forum ke-10. Menurutnya, terpilih sebagai Tuan Rumah menjadi bukti kepercayaan dunia terhadap kepemimpinan diplomasi Indonesia.
Bahkan, Tharyat menyebut bahwa sejarah baru telah dicetak Indonesia dalam pelaksanaan World Water Forum ke-10 di Bali. Musababnya, baru kali ini sejak pertama kali digelar di Maroko, forum air terbesar di dunia itu bakal menghadirkan segmen kepala negara melalui High Level Meeting.
"High Level Meeting sudah dikonfirmasi akan dihadiri oleh perwakilan dari 48 negara dan organisasi internasional," ujar Tharyat, Minggu (19/5/2024).
Tharyat pun pamer sederet prestasi lainnya hasil diplomasi Indonesia. Menurutnya, pada gelaran World Water Forum ke-10 di Bali, juga akan menghasilkan Deklarasi Tingkat Menteri yang sebelum-sebelumnya disebut alot untuk mencapai kesepakatan antar negara dengan berbagai kepentingan.
Adapun Deklarasi Tingkat Menteri nantinya akan menjadi bagian dari Hydro Diplomacy sebuah kolaborasi internasional untuk mengatasi isu terkait air dan sanitasi. Tharyat mengatakan, dalam gelaran World Water Forum ke-10 di Bali juga akan dilaksanakan sesi Ministerial meeting yang dihadiri oleh 108 negara dan 30 organisasi internasional.
Baca Juga
"Akhirnya dengan kemampuan diplomasi Indonesia, kita bisa mencapai kesepakatan Deklarasi Menteri yang akan disahkan secara resmi pada 21 Mei ini," jelasnya.
Langkah Nyata RI di World Water Forum ke-10
World Water Forum ke-10 barang tentu bukan hanya sekadar pertemuan tanpa tindakan nyata. Tharyat memastikan bahwa Indonesia akan meninggalkan legacy dalam bentuk sebuah langkah nyata dalam mengatasi persoalan air dan sanitasi.
Dia mengatakan, Indonesia akan menyerahkan kompendium sebuah kumpulan proyek infrastruktur air dan sanitasi yang telah dikurasi oleh pemerintah dalam gelaran World Water Forum ke-10. Adapun kumpulan proyek itu telah disepakati oleh World Water Council untuk diimplementasikan dalam aksi yang konkrit.
"Ini hasil-hasil nyata dalam bentuk proyek yang tidak hanya dilaksanakan di Indonesia tapi juga cakupannya seluruh dunia," tuturnya.
Kompendium proyek air dan sanitasi itu dianggap menjadi kunci dari World Water Forum ke-10 untuk mewujudkan Sustainable Development Goals (SDG's) terkait dengan menjamin ketersediaan air dan sanitasi secara berkelanjutan bagi seluruh dunia. Dia mengakui, bahwa laporan Sekjen PBB pada 2023 mendapati bahwa secara global, target SDG's terkait dengan air dan sanitasi berkelanjutan itu baru mencapai 12% di negara-negara berkembang.
Padahal, katanya, UN Water juga melaporkan bahwa pada 2022 tercatat setengah populasi dunia masih mengalami kelangkaan air. Sebanyak 2,2 miliar orang hidup tanpa akses air bersih dan 3,5 miliar orang kekurangan akses terhadap sanitasi.
