Bisnis.com, DENPASAR - Alunan musik gamelan dan warna-warna kostum penari menghiasi Pantai Serangan yang berada di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kura-Kura Bali. Rombongan para delegasi terlihat antusias mengenakan kain adat bermotif untuk menyaksikan Segara Kerthi sebagai rangkaian side event gelaran World Water Forum (WWF) ke-10 di Bali pada Sabtu (18/5/2024).
Pulau Dewata menjadi pilihan tepat untuk pelaksanaan forum air terbesar di dunia itu karena lekat dengan adat dan budaya yang berkaitan dengan alam. Adapun, upacara Segara Kerthi merupakan prosesi adat yang bertujuan untuk merawat dan menyucikan laut, yang dianggap sebagai sumber air dan habitat utama bagi makhluk hidup. Makna Segara Kerthi dianggap sesuai dengan makna penyelenggaraan WWF dalam merawat kelestarian air.
Upacara Segara Kerthi hari ini juga bertepatan dengan hari baik umat Hindu di Bali yaitu "Rahina Tumpek Uye" yang memiliki arti memuliakan satwa.
Prosesi Tumpek Uye ini dipimpin oleh seorang sulinggih dengan melantunkan mantra pemujaan menggunakan sarana banten sebagai persembahan kepada dewa baruna, manifestasi tuhan sebagai penguasa laut dalam mitologi Bali.
Baca Juga
Prosesi Tumpek Uye juga ditutup dengan pelepasan satwa seperti penyu dan burung merpati di Pantai Serangan.
Sejumlah Menteri turut berpartisipasi dalam pelepasan satwa tersebut, mulai dari Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, dan Menteri PANRB Abdullah Azwar Anas.
KEK KURA KURA BALI
Prosesi Segara Kerthi dan Tumpek Uye sebagai bagian dari kegiatan WWF sengaja dilakukan di Kura Kura Bali (KKB), sebuah kawasan ekonomi khusus (KEK) yang ditetapkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) melalui Peraturan Pemerintah (PP) No.23/2023.
Luasan KEK Kura-Kura Bali mencapai 498 hektare terletak di Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar, Provinsi Bali. Adapun kegiatan usaha di KEK Kura Kura Bali diprioritaskan untuk sektor pariwisata dan industri kreatif.
Pemerintah pun menunjuk sebuah badan usaha untuk bertanggung jawab atas pembiayaan pembangunan dan pengelolaan KEK Kura Kura Bali. Pembangunan KEK Kura Kura Bali diharapkan dapat mendukung pengembangan ekonomi wilayah dan ekonomi nasional.
Menteri PUPR, Basuki mengatakan, lokasi upacara Segara Kerthi merupakan pilihan Menko Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan dengan tujuan untuk meningkatkan popularitas KEK Kura Kura Bali di kancah global.
"Ini sekaligus untuk ajang promosi KKB [Kura Kura Bali]," ujarnya, Sabtu (18/5/2024).
GELIAT EKONOMI dan PARIWISATA BALI
Gelaran World Water Forum ke-10 di Bali barang tentu membawa berkah bagi ekonomi daerah maupun nasional. Kunjungan ke destinasi wisata diamini bakal terdongkrak dari adanya kegiatan bertaraf internasional.
Menparekraf, Sandiaga Uno menyebut, jumlah peserta WWF ke-10 hingga hari ini sudah mencapai sekitar 42.000 - 46.000 orang yang didalamnya termasuk para delegasi dan rombongannya dari berbagai negara.
"Ini melebihi ekspektasi kita sebanyak 35.000 orang, kemungkinan saat WWF dibuka kita akan tembus 50.000 orang," ujar Sandi.
Menurutnya, dampak langsung gelaran WWF terhadap ekonomi Bali sudah mulai terlihat dari tingkat okupansi hotel hingga permintaan jasa transportasi yang melonjak signifikan dalam beberapa waktu terakhir. Kunjungan para peserta WWF itu digadang-gadang juga telah mendongkrak penjualan produk UMKM di Bali.
"Permintaan kamar hotel penuh terpesan, para penyedia transportasi juga harus mendatangkan transpotasi dari Jawa. Ini sudah mulai tarasa [dampaknya]. Tapi kita ingin lipatkan lebih banyak lagi agar terasa ke semua pihak," jelasnya.
Sandiaga berharap adanya rangkaian kegiatan WWF berserta side eventnya bakal menarik lebih banyak minat turis asing untuk lebih lama menghabiskan waktu maupun belanja di Indonesia. Bahkan, menurutnya, gelaran WWF juga akan ikut berdampak meningkatkan popularitas destinasi wisata prioritas lainnya yang berkaitan dengan air misalnya, Danau Toba, dan Labuan Bajo.
World Water Forum ke-10, kata Sandi, menjadi gelaran internasional terakhir di era pemerintahan Jokowi usai KKT Asean pada 2023, dan G20 pada 2022. Dia pun menargetkan, gelaran WWF ke-10 yang akan berlangsung selama 18 - 25 Mei 2024 ini akan turut berkontribusi untuk mewujudkan target kunjungan turis asing tahun ini sekitar 14 juta orang.
Selain itu, Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu pun berharap dengan adanya WWF di Bali bisa meningkatkan indeks pariwisata Indonesia tahun ini di tingkat dunia. Adapun penilaian indeks pariwisata itu, kata Sandi, dilakukan setiap dua tahun sekali.
"Terakhir [2021] kita sudah mengungguli Malaysia, Thailand dan Filipina, kita targetkan menembus 29-32 di 2024 ini di akhir pemerintahan Presiden Jokowi," ucapnya.
World Water Forum merupakan pertemuan internasional terbesar yang membahas dan merumuskan kebijakan tata kelola air dan sanitasi dunia. Forum ini telah digelar sebanyak sembilan kali, dan pada pertemuan ke-10 akan dilaksanakan di Bali Indonesia pada 18 Mei hingga 25 Mei 2024.
Terdapat empat hal yang akan fokus dibahas dalam World Water Forum ke-10 di Bali, yakni konservasi air (water conservation), air bersih dan sanitasi (clean water and sanitation), ketahanan pangan dan energi (food and energy security), serta mitigasi bencana alam (mitigation of natural disasters).