Bisnis.com, PADANG - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumatra Barat mencatat hingga pukul 19.00 WIB Rabu 15 Mei 2024 total korban meninggal dunia akibat bencana banjir bandang lahar dingin mencapai 67 orang.
Kalaksa BPBD Sumbar Rudy Rinaldy mengatakan dari 67 korban meninggal dunia itu, masih ada 23 korban lagi yang masih dalam pencarian hingga hari keempat pascabencana alam di Sumbar.
"Pencarian korban masih terus dilakukan melalui Tim Gabungan SAR. Ada yang di pemukiman penduduk dan di kawasan aliran sungai," katanya, Rabu (15/5/2025).
Dia menjelaskan wilayah pencarian 26 korban yang masih hilang itu berada di Kabupaten Agam, Tanah Datar, dan Padang Pariaman.
"Kabupaten Padang Pariaman ini bukan daerah terdampak, tapi wilayah pencarian korban sampai ke Kabupaten Padang Pariaman yakni di sepanjang aliran Sungai Batang Anai," jelasnya.
Rudy menyampaikan saat ini dalam penanganan bencana yang terjadi di sejumlah daerah Sumbar terus dilakukan, mulai dari normalisasi sungai dan perbaikan jalan yang putus total di Lembah, juga tengah dikerjakan oleh Kementerian PUPR.
Baca Juga
Begitupun dalam penanganan korban yang mengungsi, Dinas Sosial bersama pihak lainnya juga turut membantu memastikan bahwa logistik dan keperluan lainnya untuk korban yang mengungsi bisa tercukupi dengan baik.
"Sejauh ini kondisi masyarakat di pengungsian dalam kabar yang baik. Karena telah ada juga bantuan dari pihak kepolisian melakukan trauma healing untuk anak-anak di pengungsi. Hal itu tentu sangat bagus dilakukan," ungkapnya.
Sebelumnya, Kepala BNPB Letnan Jenderal TNI Suharyanto menyampaikan bahwa selain perbaikan sarana dan prasarana, pemerintah juga terus mengupayakan penanganan terbaik bagi para warga yang rumahnya mengalami kerusakan akibat bencana banjir tersebut.
Salah satu alternatif yang disiapkan adalah dengan cara relokasi rumah khususnya yang rusak dan berada di dekat aliran sungai.
Adapun untuk rumah yang mengalami kerusakan akan diberikan bantuan stimulan rumah rusak dengan rincian nilai di antaranya Rp60 juta untuk rusak berat, Rp30 juta untuk rusak sedang, dan Rp15 juta untuk rusak ringan.
"Untuk relokasi kami sedang asesmen, kami sudah memberikan rekomendasi di tahap transisi rehabilitasi rekonstruksi apakah ada relokasi, kalau ada relokasi maka pemerintah daerah menyiapkan lahan dan pemerintah pusat yang akan bangun. Bila tidak direlokasi, maka kami akan siapkan opsi lain seperti perbaikan," jelas Suharyanto.
Dikatakannya upaya-upaya yang dilakukan sebagai percepatan penanganan darurat yang dilakukan oleh pemerintah bersama para stakeholder terkait ini bertujuan agar masyarakat dapat kembali memulai kehidupan dan penghidupannya sesegera mungkin.
"Rata-rata status tanggap darurat ini kan 14 hari, ini waktu yang cukup panjang jadi kita ingin melaksanakan secepat mungkin dari darurat ke rehabilitasi karena 14 hari ini bagi masyarakat cukup lama," kata Suharyanto dalam keterangan resmi.