Bisnis.com, JAKARTA — IM57+ Institute mengklaim pemilihan panitia seleksi (pansel) calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menjadi simbol keseriusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberantas korupsi di Indonesia.
Ketua IM57+ Institute, Praswad Nugraha mengatakan pemilihan anggota pansel tersebut menjadi momentum Jokowi di akhir masa jabatannya.
“Komitmen Presiden di akhir jabatan akan terlihat dari proses seleksi ini sehingga tidak perlu upaya luar biasa untuk melihat apakah ada sikap serius dari Presiden untuk pembenahan KPK,” ujarnya dalam keterangan, Minggu (12/5/2024).
Menurut Praswad, apabila calon pimpinan KPK yang bermasalah kembali dipilih maka hal tersebut menandakan sikap Jokowi terhadap pemberantasan rasuah di Indonesia tidak berubah sejak 2019.
“Saat itu saya selaku Ketua Advokasi WP KPK telah menyampaikan seluruh informasi tentang track record capim tetapi ternyata hanya jadi basa basi belaka tanpa kelanjutan. Makin bermasalah maka semakin dipilih,” tambahnya.
Dia mencatatkan ada sejumlah “catatan hitam” pada pimpinan KPK sebelumnya. Mulai dari, lima pimpinan empat telah memiliki catatan etik dan bahkan satu menjadi tersangka dan satunya lagi mengundurkan diri karena kasus yang sangat serius terkait gratifikasi.
Baca Juga
“Kekacauan tersebut menyebabkan adanya kerusakan integritas turunan sampai pada level bawah. Mulai Ketua KPK yang ditetapkan menjadi tersangka pemerasan, penyidik menjadi terpidana sampai dengan masifnya korupsi pegawai rutan,” pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, Jokowi telah mengantongi 9 nama kandidat panitia seleksi (pansel) calon pimpinan KPK. Perinciannya, sembilan nama itu terdiri dari lima orang dari pemerintahan dan empat orang dari masyarakat.
Hanya saja, pihak Istana belum memberikan informasi lebih detail terkait nama kandidat pansel capim KPK itu. Kendati demikian, Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana memastikan bahwa anggota pansel ini bakal selaras dengan harapan masyarakat.
“Nama-nama anggota Pansel KPK akan diumumkan bulan ini," pungkasnya.