Bisnis.com, JAKARTA - Dubai mengalami hujan lebat hingga menyebabkan banjir terparah selama 75 tahun terakhir pada Selasa (16/4/2024).
Akibatnya, jalanan, mal, bandara, hingga pusat kota terendam banjir bandang. Sekolah-sekolah pun ditutup karena diperkirakan akan terjadi badai lanjutan, termasuk hujan es.
Bandara Dubai, pusat internasional tersibuk di dunia berdasarkan lalu lintas penumpang, menghentikan operasi selama 25 menit dan membatalkan lebih dari 50 penerbangan.
“Karena badai hebat, operasi dihentikan sementara selama 25 menit sore ini, namun telah dimulai kembali, dan sekarang dalam mode pemulihan,” kata juru bicara Bandara Dubai dilansir dari France24.
Melansir BBC pada Kamis (18/4), Bandara Internasional Dubai masih dalam kondisi "sangat menantang” dan menyarankan beberapa penumpang untuk tidak datang karena daerah tersebut terendam air.
Banjir badang pun menyebabkan jumlah korban tewas di negara itu menjadi 19 sejak Minggu.
Baca Juga
Pada hari Rabu, sekitar 300 penerbangan ke dan dari Bandara Internasional Dubai – pusat utama untuk penerbangan penghubung ke setiap benua – dibatalkan, menurut data Flight Aware, dan ratusan lainnya ditunda.
Banjir bandang terparah yang terjadi di Dubai menjadi pertanyaan dunia. Hingga dugaan mengarah kepada modifikasi cuaca yang dilakukan oleh pemerintah.
Namun Pusat Meteorologi Nasional (NCM), satuan tugas pemerintah yang bertanggung jawab atas misi penyemaian awan di Uni Emirat Arab (UEA), membantah laporan bahwa mereka melakukan teknik modifikasi cuaca menjelang badai besar di seluruh negeri.
Organisasi tersebut mengatakan kepada CNBC bahwa mereka tidak mengirimkan pilot untuk operasi penyemaian sebelum atau selama badai yang melanda UEA pada hari Selasa (16/4).
Omar AlYazeedi, wakil direktur jenderal NCM, mengatakan badan tersebut “tidak melakukan operasi penyemaian apa pun selama acara ini.”
“Salah satu prinsip dasar penyemaian awan adalah anda harus menargetkan awan pada tahap awal sebelum hujan turun, jika Anda menghadapi situasi badai petir yang parah maka sudah terlambat untuk melakukan operasi penyemaian apa pun,” katanya.
Bantahan juga dilayangkan oleh petugas, mengikuti laporan Bloomberg sebelumnya, di mana Ahmed Habib, seorang ahli meteorologi mengatakan bahwa hujan pada hari Selasa (16/4) sebagian berasal dari penyemaian awan.
Habib kemudian mengatakan kepada CNBC bahwa enam pilot telah melakukan misi terbang sebagai bagian dari protokol reguler, tetapi belum melakukan penyemaian awan apa pun.
Mengutip BBC, laporan sebelumnya oleh Bloomberg dikatakan bahwa penyemaian awan dilakukan pada Minggu dan Senin, namun tidak pada Selasa, ketika banjir terjadi.
Meskipun begitu, para ahli mengatakan bahwa modifikasi cuaca nampaknya hanya akan berdampak kecil pada badai.
“Bahkan jika penyemaian awan memang mendorong awan di sekitar Dubai mengeluarkan air, atmosfer kemungkinan besar akan membawa lebih banyak air dan membentuk awan, karena perubahan iklim”, kata Dr Friederike Otto, dosen senior ilmu iklim di Imperial College London.