Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) berharap agar perayaan Lebaran 2024 atau Idulfitri 1445H dapat dimaknai sebagai momentum untuk saling merajut kembali tali persaudaraan.
Hal ini disampaikannya saat mengucapkan selamat Hari Raya Idulfitri 1445 Hijriah bersama dengan Ibu Negara Iriana Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara, Selasa (8/4/2024).
“Mohon maaf lahir dan batin. Semoga di hari yang Fitri ini kita bisa saling memaafkan dan saling bersilaturahmi untuk merajut kembali persaudaraan menjadi bangsa yang rukun dan damai yang bersatu padu membangun Indonesia,” ujarnya melalui tayangan video singkat.
Lebih lanjut, orang nomor dua di Indonesia itu pun juga menyampaikan bagi masyarakat yang melaksanakan aktivitas mudik agar dapat sampau dengan selamat sehingga bisa bersilaturahmi dengan kerabat dan keluarga besar.
“Saya berharap perjalanan lancar dan selamat. Semoga Allah SWT melimpahkan keberkahannya dan senantiasa membimbing serta melindungi kita semuanya,” pungkas Jokowi.
Sebelumnya, Hasil Sidang Isbat menetapkan 1 Syawal 1445 H atau Lebaran Idulfitri pada tahun ini jatuh pada Rabu, 10 April 2024.
Baca Juga
Penetapan itu disampaikan oleh Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dalam konferensi pers “Penetapan 1 Syawal 1445 H” yang digelar Kementerian Agama (Kemenag), Selasa (9/4/2024) malam.
Menag Yaqut menjelaskan bahwa hal itu ditetapkan berdasarkan hisab, posisi hilal di berbagai lokasi di Indonesia yang telah memenuhi kriteria MABIMS (Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura).
“Disepakati bahwa 1 Syawal 1445 Hijriah jatuh pada Rabu, 10 April 2023 Masehi,“ ujarnya dalam konferensi pers.
Seperti diketahui, hilal dikatakan terlihat (Imkanur Rukyat) apabila tinggi hilal mencapai 3 derajat dan sudut elongasi 6,4 derajat, sesuai dengan kriteria MABIMS.
Adapun, Kemenag melakukan pemantauan hilal yang menjadi penentu 1 Syawal 1445 H di 120 titik lokasi di seluruh provinsi, mulai dari Aceh hingga Papua.
Sebelum Sidang Isbat dimulai, berlangsung pemaparan posisi hilal. Sidang isbat kemudian dilaksanakan secara tertutup, dan dihadiri Komisi VIII DPR RI, pimpinan MUI, duta besar negara sahabat, perwakilan ormas Islam, serta Tim Hisab Rukyat Kementerian Agama.