Bisnis.com, JAKARTA – Seorang pakar dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menerbitkan laporan mengenai indikasi Israel melakukan genosida di Gaza mengaku menerima ancaman selama melakukan tugasnya.
Pelapor Khusus PBB untuk situasi hak asasi manusia di Tepi Barat dan Gaza Francesca Albanese merilis laporan berjudul "Anatomy of a Genocide" atau Anatomi Genosida kepada Dewan Hak Asasi Manusia PBB pada Selasa (26/3/2024).
Dalam laporannya tersebut, Albanese mencantumkan tiga pelanggaran Israel di Gaza yang membuat negara tersebut bersalah atas aksi genosida. Laporan tersebut langsung ditolak mentah-mentah oleh Israel.
Albanese kemudian mengakui dirinya kerap menerima ancaman dalam proses penyusunan laporan tersebut.
"Ya, saya memang menerima ancaman. Tidak ada yang sejauh ini saya anggap perlu tindakan pencegahan ekstra. Tekanan? Ya, dan hal itu tidak mengubah komitmen atau hasil kerja saya,” ungkapnya seperti dikutip Reuters, Kamis (28/3/2024).
Albanese yang telah menduduki posisinya di PBB sejak 2022 tidak menjelaskan lebih lanjut mengenai sifat ancaman tersebut. Dia juga tidak menyebutkan pihak mana yang mengancam.
Baca Juga
"Ini adalah masa yang sulit. Saya selalu diserang sejak awal tugas saya," katanya.
Israel mengecam Albanese dengan mengatakan bahwa dia mendelegitimasi pembentukan dan keberadaan Negara Israel. Albanese membantah tuduhan tersebut.
Albanese mengatakan bahwa salah satu temuan utamanya adalah bahwa para pemimpin eksekutif dan militer Israel serta para prajuritnya dengan sengaja menumbangkan fungsi perlindungan dalam upaya untuk melegitimasi genosida terhadap rakyat Palestina.
"Satu-satunya kesimpulan yang masuk akal yang dapat ditarik dari pengungkapan kebijakan ini adalah kebijakan negara Israel untuk melakukan kekerasan genosida terhadap rakyat Palestina di Gaza," katanya.
Misi diplomatik Israel di Jenewa mengatakan bahwa penggunaan kata genosida "keterlaluan" dan mengatakan bahwa perang tersebut adalah melawan Hamas dan bukan warga sipil Palestina.
Albanese, yang merupakan seorang pengacara dan akademisi Italia, adalah salah satu dari puluhan ahli HAM independen yang diberi mandat oleh PBB untuk melaporkan tema-tema dan krisis tertentu.
Pandangan yang diungkapkan oleh para pelapor khusus tidak mencerminkan pandangan PBB secara keseluruhan.