Bisnis.com, JAKARTA - Di bulan suci ramadan, nilai ibadah menjadi seribu kali lipat dibandingkan dengan 11 bulan lainnya.
Selain melakukan ibadah salat tarawih, memperbanyak membaca Al-Quran, dan amalan sunnah lainnya. Umat islam pada umumnya berlomba-lomba untuk beramal dan bersedekah kepada sesama di bulan Ramadan.
“Sedekah paling utama adalah sedekah di bulan Ramadhan.” (HR At-Turmudzi dari Anas).
Bersedekah, juga merupakan satu sikap kedermawanan yang sekaligus menjadi sifat yang disukai Allah SWT.
Lantas, apa saja keutamaan bersedakah di bulan Ramadan? berikut lengkapnya
1. Sedekah dapat menjadi Penggugur Dosa
Diampuninya dosa dengan sebab sedekah di sini tentu saja harus disertai taubat atas dosa yang dilakukan. Tidak sebagaimana yang dilakukan sebagian orang yang sengaja bermaksiat, seperti korupsi, memakan riba, mencuri, berbuat curang, mengambil harta anak yatim, dan sebelum melakukan hal-hal ini ia sudah merencanakan untuk bersedekah setelahnya agar ‘impas’ tidak ada dosa. Yang demikian ini tidak dibenarkan karena termasuk dalam merasa aman dari makar Allah, yang merupakan dosa besar.
2. Dibebaskan dari Siksa Kubur
Bagi setiap Muslim yang memberikan sedekah, dapat dibebaskan dari siksa kubur. Rasulullah Nabi Muhammad SAW bersabda: “Sedekah akan memadamkan api siksaan di dalam kubur.” (HR. Thabrani).
Baca Juga
3. Dijauhkan dari Api Neraka
Banyak atau sedikitnya dalam kita bersedekah, ternyata berpengaruh dalam menjauhkan diri kita dari api neraka. Semakin banyak sedekah, semakin jauh kita darinya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Jauhilah api neraka, walau hanya dengan bersedekah sebiji kurma. Jika kamu tidak punya, maka bisa dengan kalimah thayyibah.” (HR. Al Bukhari dan Muslim).
4. Merasakan Dada Lapang dan Bahagia
Orang yang bersedekah akan mendapatkan kelapangan dada dan hati yang bahagia. Perumpamaan orang yang pelit dengan orang yang bersedekah seperti dua orang yang memiliki baju besi, yang bila dipakai menutupi dada hingga selangkangannya. Orang yang bersedekah, dikarenakan sedekahnya ia merasa bajunya lapang dan longgar di kulitnya.
5. Orang yang Bersedekah akan Mendapatkan Nauangan di Hari Akhir
Rasulullah SAW menceritakan tentang 7 jenis manusia yang mendapat naungan di suatu, hari yang ketika itu tidak ada naungan lain selain dari Allah, yaitu hari akhir. Salah satu jenis manusia yang mendapatkannya adalah, “Seorang yang bersedekah dengan tangan kanannya, ia menyembunyikan amalnya itu sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang disedekahkan oleh tangan kanannya.” (HR. Bukhari no. 1421)
6. Pahalanya akan Dilipatgandakan
Kemudian, orang yang bersedekah juga akan mendapatkan keutamaan lain. Keutamaan tersebut yakni Allah SWT akan melipatgandakan pahala orang yang bersedekah tersebut. Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya orang-orang yang menafkahkan sebagian harta mereka, baik laki-laki maupun perempuan, dengan sukarela tanpa disertai dengan mengungkit-ungkit pemberiannya dan tidak menyakiti perasaan orang yang menerima, maka pahala amal perbuatan mereka dilipat gandakan; kebaikan dengan sepuluh kali lipatnya hingga tujuh ratus kali lipat, hingga berlipat-lipat, dan di samping itu mereka mendapatkan pahala yang baik di sisi Allah, yaitu Surga.” (QS. al-Hadid ayat 18).
7. Pahala Sedekah Terus Berkembang
Pahala sedekah walaupun hanya sedikit itu akan terus berkembang pahalanya hingga menjadi besar. Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah menerima amalan sedekah dan mengambilnya dengan tangan kanan-Nya. Lalu Allah mengembangkan pahalanya untuk salah seorang dari kalian, sebagaimana kalian mengembangkan seekor anak kuda. Sampai-sampai sedekah yang hanya sebiji bisa berkembang hingga sebesar gunung Uhud.” (HR. At Tirmidzi 662, ia berkata: “hasan shahih”)
8. Sedekah Menjauhkan Diri dari Api Neraka
Sesungguhnya sedekah itu walaupun sedikit, memiliki andil untuk menjauhkan kita dari api neraka. Semakin banyak sedekah, semakin jauh kita darinya. Rasulullah SAW bersabda, “Jauhilah api neraka, walau hanya dengan bersedekah sebiji kurma. Jika kamu tidak punya, maka bisa dengan kalimah thayyibah.” (HR. Al Bukhari 6539, Muslim 1016).