Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Amerika Serikat (AS), Republik Siprus, Komisi Eropa, Inggris, Uni Emirat Arab, dan Qatar berencana untuk membuka koridor maritim guna mengirimkan bantuan kemanusiaan tambahan yang sangat dibutuhkan ke Gaza melalui laut.
Diketahui bahwa pada Rabu (13/3/2024) Menteri Luar Negeri Republik Siprus Dr. Constantinos Kombos menjadi tuan rumah pertemuan secara daring untuk membahas memajukan perencanaan pembukaan koridor maritim dalam menyalurkan bantuan kemanusiaan ke Gaza.
Para menteri sepakat bahwa tidak ada pengganti untuk jalur darat melalui Mesir dan Yordania, serta titik masuk dari Israel ke Gaza untuk pengiriman bantuan dalam skala besar. Mereka juga sepakat untuk membuka pelabuhan Ashdod untuk bantuan kemanusiaan.
“Jika sudah terbentuk, koridor ini akan memungkinkan pendistribusian hingga dua juta bantuan makanan setiap hari serta obat-obatan, air bersih, dan pasokan bantuan kemanusiaan penting lainnya. Jerman, Yunani, Italia, Belanda, dan Kanada juga mendukung upaya ini,” terang Menteri Luar Negeri AS, Anthony Blinken, dikutip dari Kantor Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) AS, Kamis (14/3/2024).
Para menteri berkomitmen untuk melanjutkan keterlibatan mereka, dan mengirim pejabat senior ke Republik Siprus dalam minggu 18 Maret 2024 untuk mendiskusikan hal ini, termasuk perencanaan militer AS untuk mendirikan dermaga sementara yang dapat menerima bantuan kemanusiaan dalam jumlah besar.
Pejabat-pejabat senior juga akan melakukan konsultasi tentang kemungkinan membentuk dana bersama dalam mendukung koridor maritim, dan mengkoordinasikan kontribusi dalam bentuk barang dan keuangan yang berkelanjutan.
Baca Juga
Menurut para menteri, koridor ini harus menjadi bagian dalam meningkatkan aliran bantuan melalui semua rute yang memungkinkan, termasuk perluasan jalur darat dan pengiriman udara yang berlanjut, dengan bekerja sama erat dengan Koordinator Senior PBB untuk Kemanusiaan dan Rekonstruksi Gaza, Sigrid Kaag.
Mereka juga menegaskan bahwa Israel perlu membuka jalur tambahan agar banyak bantuan dapat mencapai Gaza dan melonggarkan secara keseluruhan pembatasan bea cukai guna memfasilitasi peningkatan aliran bantuan kemanusiaan
Blinken juga kembali menekankan bahwa jalur tersebut akan menjadi pelengkap bukan sebagai pengganti, menimbang jalur darat masih menjadi cara paling penting karena bantuan dapat diberikan secara langsung kepada orang yang membutuhkan.
“Namun, ini akan membantu menutup kesenjangan yang ada, dan ini merupakan bagian dari strategi kami untuk memastikan bahwa kami melakukan segala cara yang memungkinkan untuk meningkatkan bantuan bagi mereka yang membutuhkannya - melalui darat, laut, dan udara,” tuturnya.